Saturday 15 December 2018

Flying Guillotine (血滴子, 1975)


Pada tahun 1975, Shaw Brothers merilis sebuah film yang terbilang sangat tidak biasa. Judulnya Flying Guillotine. Film yang disutradarai Ho Meng Hua ini berdurasi lebih dari 2 jam, membuatnya menjadi film produksi Shaw Brothers pertama dengan durasi sepanjang itu (rata-rata film Shaw Brothers di masa itu berdurasi tidak lebih dari 90 menit).

Selain itu, Flying Guillotine menampilkan adegan yang belum pernah ditampilkan sebelumnya : Pemenggalan kepala manusia. Film ini sempat membuat heboh banyak orang karena menampilkan adegan sadis yang sangat mengerikan di masa itu. Bahkan karena sangat sadis, film ini tidak lulus sensor dan tidak pernah beredar di layar lebar Indonesia.

Film ini diperani oleh Chen Kuan Tai, Ku Feng, Wei Hung, dan Norman Chu. Flying Guillotine mengisahkan tentang Kang Xin (Ku Feng) seorang pengikut setia Kaisar yang menciptakan sebuah senjata maut bernama Flying Guillotine. Senjata ini berbentuk seperti topi yang dilemparkan ke kepala musuh (terdapat tali panjang yang mengendalikan jarak dan arah lemparan). Ketika topi tersebut mengenai kepala sasarannya, topi itu akan memanjang dan menutupi kepala sang sasaran. Di sekeliling dalam topi tersebut, terdapat pisau tajam. Ketika pemilik Flying Guillotine menyentak tali Flying Guillotione, maka pisau tersebut akan memotong kepala sasarannya.

Pasca menciptakan senjata tersebut, Kang Xin kemudian membentuk pasukan khusus yang dilatih untuk menguasai senjata maut tersebut. Setelah mereka mampu menguasai senjata itu, mereka ditugaskan menjadi pembunuh yang menghabisi para pembangkang dan orang-orang yang mencoba menggulingkan Kaisar.

Di antara semua pembunuh tersebut, adalah Ma Teng (Chen Kuan Tai) yang merupakan salah seorang pembunuh paling hebat. Kemampuannya menguasai Flying Guillotine justru membuatnya dimusuhi oleh rekan-rekannya. Diam-diam mereka membuat skenario untuk menjebak Ma Teng, dan membuatnya dimusuhi oleh Kaisar.

Sementara itu, diam-diam Kang Xin ternyata memiliki rencana busuk dan justru dialah yang berencana untuk menggulingkan Kaisar dan menguasai Kerajaan. Berpura-pura melindungi Kaisar, Kang Xin menggunakan pasukannya untuk membantai orang-orang kepercayaan Kaisar. Akankah Kang Xin berhasil menguasai Kerajaan?

Film ini terbilang sangat minim aksi perkelahian dan lebih berfokus pada intrik politik kerajaan. Bagi sebagian orang yang terbiasa menonton film Shaw Brothers yang penuh aksi, film ini tergolong sangat membosankan. Terlebih durasinya yang lebih dari 2 jam. Selain itu, film ini juga dikritisi terlalu sarat adegan sadis. Meski demikian, Flying Guillotine justru menjadi film wuxia yang fenomenal dan disukai banyak orang. Banyak produser Hong Kong dan Taiwan yang kemudian membuat film bertema sama yang menggunakan senjata Flying Guillotine sebagai senjata pertarungan.

Film Flying Guillotine menjadi salah satu film wuxia ikonik yang disukai banyak orang. Film ini kemudian dibuat ulang pada tahun 2012 berjudul The Guillotines (血滴子 -Xue Di Zi), yang disutradarai Andrew Lau, dengan pemeran Huang Xiao Ming, Ethan Juan, Shawn Yue, Li Yu Chun, dan Jing Bo Ran. 



DO YOU KNOW? 
Meski terkesan senjata fiksi, tapi faktanya Flying Guillotine (血滴子 - Xie Di Zi) benar-benar ada di masa lalu dan memang merupakan senjata yang sangat mematikan.

Senjata yang disebut Xie Di Zi (Penetes Darah) digunakan di masa pemerintahan Kaisar Yong Zheng di masa Dinasti Qing. Tidak jelas siapa pencipta senjata ini. Bentuk asli senjata ini pun sebenarnya tidak jelas. Sejarawan hanya menemukan gambar kasar tentang bentuk senjata ini. Tetapi metode penggunaan dan cara kerja senjata tersebut hingga hari ini masih menjadi misteri.

Berdasarkan cerita dari mulut ke mulut, senjata Xie Di Zi terdiri dari 2 jenis senjata : Senjata Berjenis Kelamin Pria dan Senjata Berjenis Kelamin Wanita. Masing-masing senjata dipegang oleh 2 orang yang berbeda, namun mereka selalu bersama-sama. Senjata Berjenis Kelamin Pria merupakan senjata berbentuk seperti gergaji besi, sedangkan Senjata Berjenis Kelamin Wanita berbentuk sebagai perangkap berbentuk topi.

Biasanya Senjata Berjenis Kelamin Wanita berfungsi untuk menangkap kepala korban. Setelah kepala korban terperangkap di dalam senjata itu, barulah seorang lagi memenggal kepala korbannya dengan Senjata Berjenis Kelamin Pria.

Sayangnya, meski catatan sejarah menjelaskan tentang keberadaan senjata ini, namun hingga hari ini para sejarawan belum menemukan bukti fisik keberadaan senjata Xie Di Zi ini.

2 comments:

  1. Akhirnya lulus sensor BSF kok, sy ingat betul nonton film ini saat masih SD..mungkin th 1979an...kali

    ReplyDelete
  2. Termasuk Flying Guillotine 2 (Ti Lung) juga lulus sensor

    ReplyDelete