Sunday 13 May 2018

Snake's in the Eagle's Shadow (1978)


Film Snake's in the Eagle's Shadow (蛇形刁手) merupakan film yang paling bersejarah, terutama dalam proses perjalanan karir Jackie Chan. Karena pasca film ini, dunia kemudian mengenal Jackie Chan sebagai aktor film laga yangmengombinasikan eksyen dengan komedi. Sebelumnya, Jackie Chan berada di persimpangan jalan, antara berhenti menjadi aktor atau melanjutkan karir ini namun berada di bawah bayang-bayang kesuksesan Bruce Lee. Beruntung, Sutradara Yuen Ho Ping mengajaknya bermain di film ini, sehingga Jackie Chan menjadi sukses hingga hari ini.

Snake's in the Eagle's Shadow merupakan film wuxia terobosan baru di dunia perfilman Hong Kong kala itu, karena film ini merupakan film wuxia pertama yang menggabungkan elemen eksyen dengan komedi. Ada ide Produser Ng See Yuen yang ingin membuat film jenis demikian. Setelah berbicara dengan Yuen Ho Ping, mereka sepakat untuk mengajak Jackie Chan dan menjadikannya menjadi Pemeran Utama film ini.

Jackie Chan sendiri sebenarnya saat itu baru saja selesai menuntaskan pembuatan film New Fist of Fury yang disutradarai Lo Wei. Sayangnya film itu gagal total di pasaran dan karir Jackie Chan stagnan. Tanpa melihat hasil yang diraih New Fist of Fury, Ng See Yuen yakin kalau Jackie Chan adalah pilihan yang tepat untuk bermain di film yang diproduserinya. Dan akhirnya Jackie Chan pun menjadi pemeran utama film ini.

Film Snake's in the Eagle's Shadow mengisahkan tentang Sheng Kuan (Hwang Jang Lee), seorang pendekar dari Perguruan Cakar Elang, yang memiliki obsesi untuk menguasai dunia persilatan dengan menghabisi orang-orang dari Peguruan Jurus Ular. Beruntung, satu-satunya murid terhebat dari Perguruan Jurus Ular - Pai Cheng Tien (diperani Yuen Siu Tien) - berhasil melarikan diri dan menyamar sebagai pengemis.

Satu ketika Pai Cheng Tien berpapasan dengan seorang anak yatim piatu bernama Chien Fu (Jackie Chan) yang bekerja di sebuah perguruan bela diri. Sayang, di perguruan itu Chien Fu justru dijadikan alat latihan dan mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan dari Guru dan teman-teman perguruannya.

Iba dengan perlakukan yang diterima Chien Fu, Pai Cheng Tien pun melatih Chien Fu dengan ilmu Jurus Ularnya.

Ketika perguruannya diserang Perguruan Jurus Belalang Sembah, Chien Fu muncul dan membela perguruannya dengan Jurus Ular yang dipelajarinya. Saat dia mengeluarkan jurus tersebut, secara tidak sengaja Sheng Kuan lewat di depan perguruan Chien Fu, dan segera mengenali jurus itu sebagai Jurus Ular. Sheng Kuan mencoba memperalat Chien Fu untuk membawanya menemui Pai Cheng Tien. Namun ketika Chien Fu curiga, Sheng Kuan melukainya.

Merasa kemampuan bela dirinya tidak sepadan dengan Sheng Kuan, Chien Fu kemudian mengembangkan teknik bela dirinya dan menggabungkannya dengan Jurus Cakar Kucing. Jurus ini dikembangkannya setelah melihat perkelahian kucing peliharaannya melawan seekor ulang kobra.

Di akhir cerita, ketika Sheng Kuan telah berhasil menemukan persembunyikan Pai Cheng Tien dan nyaris membunuhnya, Chien Fu muncul dan membela Pai Cheng Tien. Dengan jurus baru miliknya, dia akhirnya berhasil menghabisi Sheng Kuan.



DO YOU KNOW? 
Film Snake's in the Eagle's Shadow meraih kesuksesan yang luar biasa saat ditayangkan di Hong Kong waktu itu. Film ini meraih penghasilan HKD 2,7 juta lebih, dan menjadi salah satu film terlaris di masa itu. Pasca kesuksesan film ini, Yuen Ho Ping membuat kembali film bertema sejenis berjudul Drunken Master (1978) dengan diperani Jackie Chan, Yuen Siu Tien, dan Hwang jang Lee. Dan sama seperti film Snake's in the Eagle's Shadow, film Drunken Master juga meraih sukses, bahkan melebihi pendahulunya. Berkat kedua film inilah nama Jackie Chan akhirnya dikenal dunia hingga hari ini.

Dalam proses pengambilan gambar film Snake's in the Eagle's Shadow, Jackie Chan mengalami dua kali kecelakaan. Yang pertama adalah saat melakukan adegan perkelahian dengan Hwang Jang Lee, Aktor asal Korea ini secara tidak sengaja melakukan tendangan terlalu rendah, sehingga mengenai muka Jackie Chan. Akibat tendangan yang sangat keras itu, gigi Jackie Chan tanggal. Kecelakaan kedua terjadi saat adegan perkelahian menggunakan golok. Dalam adegan tersebut, golok yang digunakan ternyata adalah golok sungguhan, dan mengenai Jackie Chan hingga dia terluka. Meski Jackie Chan berteriak kesakitan, tapi tidak ada orang yang menyadari hal itu dan terus merekam adegan perkelahian. Setelah tubuh Jackie berlumuran darah, mereka baru menyadari dan menghentikan pengambilan gambar.

Film Snake's in the Eagle's Shadow tidak bisa didistribusikan di wilayah Eropa dan Amerika pada waktu itu, karena menggunakan musik latar "Magic Fly" dan "Oxygen Part 2" karya Artis Jean Michel Pierre, yang mana kedua musik itu tidak mendapatkan izin dari penciptanya. Agar bisa tetap masuk negara tersebut, maka musik latarnya pun diubah dan diisi dengan musik yang lain. Meski demikian, untuk peredaran di kawasan Asia, musik latar yang digunakan tetap tidak berubah.

Atas kesuksesan film ini, tahun 1979 ada sekuelnya berjudul Snake's in the Eagle's Shadow 2 (atau dengan judul lain Snaky Knight Fight Againts Mantis). Film ini disutradarai Chang Sin Yi dan diperani Wang Tao. Meski merupakan sekuel, namun alur ceritanya sama sekali tidak ada hubungannya dengan film Snake's in the Eagle's Shadow. Bahkan banyak adegan perkelahiannya menggunakan adegan yang digunakan di Snake's in the Eagle's Shadow. Film itu gagal dan tidak dapat mengulang kesuksesan film sebelumya.

No comments:

Post a Comment