Thursday 21 September 2017

LO LIEH - Superstar Dunia Keturunan Indonesia

Jauh sebelum aktor Indonesia - Iko Uwais, Yayan Ruhian, Joe Taslim, Ray Sahetapy, dan Cinta Laura - dikenal di perfilman internasional, sebenarnya ada aktor kelahiran Indonesia yang lebih dulu "go-international" dan dikenal masyarakat dunia.

Dia adalah Lo Lieh (羅烈).

Bagi penggemar film wuxia Hong Kong, Lo Lieh adalah salah satu legenda yang sangat dihormati, baik oleh penonton film Hong Kong, tetapi penggemar film wu xia di seluruh dunia.

Terlahir dengan nama Wang Lap Tat di Kota Pematangsiantar, Sumatera  Utara, tanggal 29 Juni 1939, Lo Lieh menghabiskan masa kecilnya di Indonesia. Pada tahun 1962, saat Lo Lieh berusia 23 tahun, dia diajak keluarganya hijrah ke Hong Kong. Selain melanjutkan sekolah, Lo Lieh kemudian belajar ilmu bela diri (waktu itu dia memilih Kung Fu).

Karena kondisi perekonomian saat itu cukup berat, maka selain sekolah, Lo Lieh pun bekerja sambilan di Shaw Brothers Studio. Dari hanya sekedar sebagai pembantu, Lo Lieh yang ramah dan gampang bergaul itu dengan cepat dikenal banyak artis dan sutradara Shaw Brothers. Dia kemudian mulai mendapat peran kecil di beberapa film produksi Shaw Brothers, seperti Temple of The Red Lotus (1965), The Twin Swords (1965), dan Tiger Boy (1966). Saat bermain film, dia sudah menggunakan nama Lo Lieh agar lebih mudah diingat orang.

Meski terbilang karir filmnya bergerak pelan - karena hanya mendapat peran kecil - tetapi Lo Lieh tidak pantang menyerah.

Lo Lieh dalam film King Boxer (1970)
Pada tahun 1970, dia mulai mendapat kepercayaan menjadi Pemeran Utama. Film pertama yang diperaninya sebagai tokoh utama adalah Brothers Five (1970). Selanjutnya dia kembali mendapat kesempatan menjadi pemeran utama di film King Boxer (天下第一拳 - Five Fingers of Death). Film tersebut meraih sukses yang luar biasa dan menjadi salah satu film terlaris masa itu.  Selain itu, film King Boxer menampilkan teknik perkelahian "gaya baru" di masa itu, di mana ada adegan sang karakter terbang ke puncak pohon. Adegan ini menjadi tren di masa itu dan banyak digunakan oleh film-film wuxia pada zaman itu.

Film King Boxer menjadi salah satu film epik dan legendaris yang diakui banyak pengamat film sebagai film wuxia terbaik di masa itu.

Selanjutnya, Lo Lieh banyak bermain film-film wuxia box-office seperti Executioners from Shaolin (1977), The 36th Chamber of Shaolin (1978), Clan of the White Lotus (1980), dan lain-lain.

Pada pertengahan era 1980-an, film-film wuxia memasuki masa suram, di mana banyak penonton mulai beralih menonton film-film drama atau eksyen bergaya modern. Karena itu, Lo Lieh juga ikut banting stir dan memerani film-film drama serta eksyen modern. Hasilnya cukup menggembirakan, karena banyak film yang diperaninya sukses. Lo Lieh bahkan mendapat kesempatan untuk bekerja sama dengan Jackie Chan di film Dragons Forever (1988), Miracles (1989), dan Police Story 3 : Super Cop (1993).

Lo Lieh masih terus aktif bermain film hingga tahun 2001. Film terakhir yang diperaninya adalah Glass Tears (2001). Dan setelah itu, Lo Lieh - yang waktu itu telah berusia 62 tahun - memutuskan untuk pensiun. Beberapa bulan kemudian, pada tanggal 2 November 2002, Lo Lieh pun menghembuskan nafas terakhirnya setelah mengalami serangan jantung.

Semasa karirnya sebagai aktor Hong Kong, Lo Lieh sudah bermain di lebih dari 300 film. Selain film wuxia, dia juga bermain di film drama, komedi, horor, dan eksyen-modern. Lo Lieh merupakan aktor karismatik yang sangat dihormati karena kemampuan aktingnya yang luar biasa.




No comments:

Post a Comment