Saturday 4 February 2017

Shaolin Temple (1982) - 少林寺

Disiarkan : 26 November 2016



Biara Shaolin merupakan biara yang terletak di wilayah Teng Feng, Propinsi Henan.Karena lokasinya berada di dalam hutan Gunung Shao She, maka Biara tersebut dinamakan Biara Shaolin atau Shao Lin She (Hutan Gunung Shao She). Gunung Shao She sendiri merupakan 1 dari 7 Puncak Gunung Song ( - Son Shan) dan berada di ketinggian 1,500 meter di atas permukaan laut.

Dalam catatan kuno yang ditulis pada tahun 645 Sebelum Masehi oleh seorang Biarawan Shaolin bernama Daoxuan, Biara Shaolin dibangun di Sebelah Utara Gunung Shao She, di puncak Gunung Song. Pendiri Biara tersebut adalah Kaisar Xiaowen dari Dinasti Wei Utara pada tahun 477 Sebelum Masehi.

Tujuan pembangunan Biara Shaolin adalah untuk menjadikannya sebagai tempat meditasi, memperdalam pengetahuan agama, serta sebagai tempat latihan bela diri. Ada pun ilmu bela diri pertama yang diajarkan di Biara Shaolin adalah ilmu pernafasan Qi Gong  yang mana ilmu tersebut tertuang di dalam Kitab Jurus Bela Diri Shaolin bernama Yi Jin Jing (易筋 ) atau Kitab Pembentukan Otot.

Biara Shaolin dibangun di atas tanah seluas 57,600 meter persegi. Biara ini memiliki 7 Ruang utama, 7 ruang yang melingkari ruang utama, serta beberapa halaman di sekitar ruang.

Sejak didirikan, Biara Shaolin sudah berkali-kali mengalami pengrusakan, bahkan berkali-kali dihancurkan oleh pihak-pihak yang tidak menyukai keberadaan Biara Shaolin. Kejadian penghancuran Biara Shaolin paling terkenal adalah kejadian yang terjadi antara tahun 1351 – 1356 yang dilakukan oleh Sekte Lotus Putih. Pada masa itu, Sekte Lotus Putih bekerja sama dengan Pasuka Turban Merah dari Mongol melakukan perlawanan terhadap Dinasti Yuan. Perlawanan mereka tersebut dikenal dengan sebutan Pemberontakan Turban Merah (紅巾起 – Hong Jin Qi Yi).

Selain menyerang Kerajaan Yuan, Sekte Lotus Putih pun menyerang Biara Shaolin yang merupakan biara yang berada di bawah perlindungan Kaisar. Akibat serangan itu, Biara Shaolin hancur dan para biarawan melarikan diri. Biara Shaolin pun menjadi puing dan tidak pernah diurus hingga tahun 1359. Pemerintah yang kala itu telah berhasil meredam aksi pemberontakan Turban Merah dan Sekte Lotus Putih, kemudian merestorasi Biara Shaolin.

Pada tahun 1641, Biara Shaolin kembali mengalami pengrusakan yang dilakukan oleh Pemberontak bernama Li Zi Cheng. Kala itu, Li Zi Cheng memaksa Biarawan Shaolin untuk membantunya memberontak terhadap Dinasti Ming. Namun karena Biarawan Shaolin menolak ikut campur dalam urusan Politik, Li Zi Cheng akhirnya membakar Biara Shaolin. Karena kondisinya yang sudah setengah hancur, Biara Shaolin kemudian ditinggalkan oleh para Biarawan. Biara tersebut baru direstorasi pada awal abad ke-18 saat Dinasti Qing memerintah.

Antara tahun 1647 – 1732, Biara Shaolin kembali mengalami pengrusakan.  Di bawah Pemerintahan Raja Shunzhi, pada tahun 1647, Biara Shaolin dihancurkan karena Raja mencurigai Biara Shaolin menyembunyikan Pemberontak dan Pendukung Pemerintahan Qing. Hal yang sama juga dilakukan oleh Kaisar Kangxi yang antara tahun 1674 – 1714 melakukan pembakaran Biara Shaolin karena menganggap biara tersebut melindungi kaum pemberontak. Dan antara tahun 1728 – 1732, Kaisar Yong Zheng kembali melakukan pengrusakan pada Biara Shaolin karena alasan yang sama.

Akibat pengrusakan Biara Shaolin tersebut, banyak Biarawan yang melarikan diri ke seluruh wilayah Tiongkok. Dalam pelariannya, Biarawan tersebut mengajarkan ilmu bela diri Kungfu Shao Lin pada masyarakat. Itulah sebabnya mengapa di kemudian hari ilmu bela diri Shaolin tersebar di seluruh wilayah Tiongkok. Penyebaran ilmu bela diri Kungfu Biara Shaolin inilah yang kemudian digunakan sebagai dasar cerita film-film Kungfu atau Wuxia di era 1970- 1980an.

Pada tanggal 21 Januari 1982, sebuah film bergenre wuxia berjudul Shaolin Temple dirilis. Film tersebut disutradarai Chang Hsin Yen dan diperani oleh Jet Li, Ding Lan, Yu Hai, Hu Jiang Qiang, Liu Huai Liang, dan Wang Jue. Film ini merupakan film produksi Chung Yuen Motion Picture Company – Hong Kong, dan menjadi film Hong Kong pertama yang proses shooting-nya dilakukan di Tiongkok.

Film ini merupakan film wuxia terlaris di masa itu.Selain itu, film Shaolin Temple menjadi film yang mengawali tren film-film bertema Shaolin yang banyak beredar di era 1980an.

Hal paling menarik dari film ini adalah semua adegan perkelahian yang ditampilkan di film ini sepenuhnya menggunakan jurus-jurus asli Shaolin. Jurus yang ditampilkan dalam film ini pun semuanya menggunakan gerakan alami, nyaris tanpa koreografi perkelahian seperti film-film kungfu pada umumnya, dan nyaris tanpa bantuan efek khusus sedikitpun. Semua aksi bela diri yang ditampilkan dalam film ini benar-benar menggunakan gerakan otentik jurus Biara Shaolin.



KISAH PENDEKAR
Pada masa Dinasti Su, seorang Jendral Wang Ren Ce mendapat tugas dari Kaisar untuk mengumpulkan upeti bagi Kaisar di wilayah Tung Tu. Namun bukannya mengumpulkan upeti untuk Kaisar, Wang Ren Ce justru mengangkat dirinya sebagai Raja Penguasa Wilayah tersebut. Bersama para bawahan setianya yang kesemuanya berilmu bela diri tinggi, mereka  memerintah Tung Tu dengan sangat kejam. Rakyat di sana dijadikan budak untuk kepentingan dirinya.

Tindakan buruk Jendral Wang sampai ke telinga Kaisar Li Shi Ming, sehingga Kaisar pun diam-diam turun langsung untuk memastikan kebenaran berita yang didengarnya tersebut.

Sementara itu, Chang Si – seorang Pendekar Tung Tu yang berjuluk Si Kaki Besi – memimpin beberapa penduduk yang menguasai kungfu untuk memberontak terhadap Jendral Wang Ren Ce. Namun mereka kalah jumlah melawan pasukan Jendral Wang Ren Ce, sehingga banyak yang akhirnya tertangkap dan di penjara.Selain Chang Si, anaknya  bernama Xiao Hu yang ikut dalam pemberontakan tersebut, ikut tertangkap.

Jendral Wang Ren Ce kemudian ingin memanfaatkan Chang Si dan pengikutnya untuk melawan Kaisar Li Shi Ming. Namun saat mereka dibawa menghadap Jendral Wang Ren Ce, Chang Si dan Xiao Hu melakukan perlawanan kepada Raja Wang Ren Ce dan bawahannya. Terjadilah pertarungan di antara mereka.

Dalam pertarungan itu, Jendral Wang Ren Ce nyaris membunuh Xiao Hu. Tetapi Chang Si berhasil menghalau Jendral  Wang Ren Ce membunuh anaknya. Akibatnya Chang Si-lah yang kemudian terbunuh. Xiao Hu sendiri berhasil melarikan diri.

Dalam pelariannya, dia berhasil tiba di Biara Shaolin yang terletak di Lembah Song Shan. Saat melihat dirinya yang dalam kondisi terluka parah dan kritis, salah seorang Bhiksu Senior di Biara Shaolin menolak menerima Xiao Hu dan meminta para murid Shaolin untuk membuang Xiao Hu keluar dari Shaolin. Tetapi para murid Shaolin bersikeras ingin merawat Xiao Hu yang terluka itu, sehingga akhirnya dia pun diizinkan untuk tinggal di dalam Biara.

Setelah sembuh dari lukanya, Xiao Hu memutuskan untuk tinggal di Biara Shaolin sementara waktu. Dia kemudian belajar kebiasaan para biarawan Shaolin, seperti mengambil air dari sungai yang cukup jauh lalu membawa air tersebut dengan kedua tangan yang terangkat ke samping. Selain itu, diam-diam Xiao Hu mengintip para murid Shaolin berlatih ilmu bela diri. Dia sangat terkesan dengan kemampuan para murid Shaolin berlatih ilmu bela diri. 

Satu ketika, Xiao Hu tanpa sengaja membunuh anjing peliharaan seorang gadis penggembala kambing bernama Nona Pak. Mengetahui anjing peliharaannya dibunuh, Nona Pak sangat marah kemudian memukuli Xiao Hu. Belakangan Xiao Hu mengetahui kalau Nona Pak adalah anak dari salah seorang Senior Pelatih Kungfu Shaolin. Sebelum menjadi murid Shaolin, Senior Pelatih Kungfu itu adalah rakyat jelata yang keluarganya dihabisi oleh pengikut Wang Ren Ce. Hanya anak perempuan satu-satunya yang bisa diselamatkannya. Karena Biara Shaolin tidak mengizinkan wanita tinggal di sana, maka dia menitipkan anaknya di rumah sebuah keluarga petani yang tinggal tidak jauh dari Biara Shaolin.

Mengetahui dirinya punya nasib yang sama dengan Senior Pelatih Kungfu Shaolin, Xiao Hu pun meminta agar dia diajari Kung Fu Shaolin agar bisa membalas dendam pada Wang Ren Ce dan pasukannya. Tetapi permintaannya tersebut ditolak karena Kung Fu Shaolin digunakan untuk perlindungan dan melindungi orang lain, bukan digunakan untuk membalas dendam. Selain itu, Xiao Hu bukanlah murid Shaolin sehingga tidak bisa diajari Kungfu Shaolin.

Tapi Xiao Hu memaksa untuk menjadi murid Shaolin, sehingga akhirnya dia diterima. Saat mengambil sumpah menjadi murid Shaolin, salah satu aturan Shaolin yang harus ditaati Xiao Hu adalah dia tidak boleh membunuh. Ketika Aturan itu dibacakan, Xiao Hu tampak ragu untuk mengiyakan. Hal ini membuat para Ketua Shaolin meragukan itikad Xiao Hu menjadi murid Shaolin. Salah seorang Ketua Shaolin meminta agar Xiao Hu diusir dari Shaolin karena punya niat tidak baik untuk bergabung dengan Biara Shaolin. Namun Ketua Shaolin yang lain tidak setuju. Dia yakin Xiao Hu mau belajar dan akan menjadi murid Shaolin yang bisa diandalkan. Karena itu, Xiao Hu diterima menjadi Murid Shaolin dan namanya diganti menjadi Chue Yen.

Selama tiga bulan menjadi murid Biara Shaolin, Chue Yen hanya disuruh membawa air dari sungai ke biara, memotong kayu, dan berdiri memandangi orang-orang berlatih kung fu. Hal ini membuat Chue Yen merasa kecewa dan marah. Dia mengadu pada Senior Pelatih Kungfu Shaolin, kapan dia diajari jurus-jurus Shaolin. Senior Pelatih Kungfu menasihati Chue Yen bahwa untuk berlatih kungfu butuh waktu bertahun-tahun. Apa yang dilakukan Chue Yen merupakan latihan dasar yang kesemuanya merupakan fondasi baginya untuk berlatih jurus-jurus Shaolin.

Senior kemudian menunjukkan kepada Chue Yen para senior yang berlatih kuda-kuda di mana lantai pijakan mereka amblas beberapa sentimeter. Senior menjelaskan bahwa untuk bisa membuat lantai pijakan amblas seperti itu,  dibutuhkan waktu lebih dari lima tahun berlatih kungfu. Senior menjelaskan bahwa berlatih kungfu berarti berlatih kesabaran. Tanpa kesabaran dan kemauan untuk berlatih keras, tidak mungkin bisa menguasai kungfu.

Setelah beberapa tahun tinggal di Shaolin, kemampuan Kungfu Chue Yen meningkat. Dia sudah mulai menguasai beberapa ilmu kungfu Shaolin. Sayangnya, dalam sebuah latihan bertarung dengan rekan sesama murid Shaolin, secara tidak sengaja Chue Yen nyaris membunuh rekannya tersebut. Ketua Biara Shaolin melihat tindakan Chue Yen dan menegurnya. Dia mengatakan bahwa Jurus Shaolin digunakan untuk membela diri dan orang lain, bukan untuk  membunuh. Karena Chue Yen masih memiliki perasaan dendam dan keinginan untuk membunuh, maka dia dihukum tidak boleh berlatih kungfu selama tiga hari dan hanya boleh bekerja di dapur.

Hukuman ini membuat Chue Yen sangat marah, dan lagi-lagi dia nyaris mencelakai  rekan sesama murid Shaolin yang ada di dapur. Chue Yen merasa diperlakukan tidak adil. Menurutnya, buat apa berlatih kungfu kalau tidak boleh membalas dendam pada orang yang telah membunuh orang tuanya? Dia kemudian dinasehati teman-temannya, bahwa menjadi murid Shaolin bukan untuk membunuh orang, tetapi mengamalkan kemampuan yang mereka miliki untuk kebaikan orang lain.

Chue Yen tidak terima. Karena itu dia memutuskan untuk keluar dan meninggalkan Biara Shaolin. 

Beberapa saat setelah Chue Yen meninggalkan Biara Shaolin, para pengikut Jendral Wang Ren Ce mendatangi desa yang terletak dekat Shaolin dan membuat kekacauan di sana. Mereka kemudian berusaha menculik Nona Pak yang saat itu sedang mengembalakan kambingnya. Nona Pak melakukan perlawanan. Tetapi karena jumlah pasukan Wang Ren Ce sangat banyak, akhirnya Nona Pak pun berhasil mereka tangkap.

Rupanya Nona Pak ditangkap agar bisa dijadikan selir bagi Jendral Wang Ren Ce.  Untungnya, saat Nona Pak ditangkap, Chue Yen sempat memergokinya. Dia kemudian mengikuti orang-orang yang menculik Nona Pak. Setelah mengetahui tempatnya, Chue Yen pun segera menyerbu masuk ke dalam tempat Nona Pak ditangkap.

Saat Chue Yen berusaha melepaskan Nona Pak, dia bertemu Jendral Wang Ren Ce yang sedang mabuk, Jendral Wang yang ahli bertarung mengeluarkan Jurus Pedang Mabuk dan sempat membuat Chue Yen kewalahan. Chue Yen pun menyeimbangi jurus Jendral Wang dengan menggunakan Jurus Tongkat Mabuk.

 Pertarungan mereka pun menjadi seimbang. Meski demikian, Chue Yen tetap tidak bisa mengimbangi kemampuan Jendral Wang. Apalagi setelah pasukan Jendral Wang datang mengepung, Chue Yen benar-benar terjepit. Dia kemudian menyelamatkan Nona Pak dan mereka bersama-sama melarikan diri.

Beruntung saat pasukan Jendral Wang mengejak Chue Yen dan Nona Pak, Kaisar Li Shi Ming datang dan mengalihkan perhatian pasukan Jendral Wang. Chue Yen dan Nona Pak pun berhasil selamat dan bersembunyi di tempat aman. Di tempat persembunyian mereka, Nona Pak menasihati Chue Yen agar kembali ke Shaolin karena di sana lebih aman. Karena Chue Yen pun memutuskan untuk kembali ke Shaolin.

Saat kembali ke Shaolin, Chue Yen dinasihati Senior Pelatih Kungfu, bahwa berlatih kungfu butuh ketekunan dan tidak bisa langsung jadi.  Butuh bertahun-tahun lamanya untuk bisa menguasai sebuah ilmu. Karena itu, Chue Yen diharapkan untuk lebih rajin lagi berlatih kungfu agar dapat menguasai ilmu itu dengan baik. Sejak itulah Chue Yen pun makin rajin berlatih dan menyempurnakan ilmu-ilmu kungfu Shaolin yang diterimanya.

Sementara itu, keberadaan Kaisar Li Shi Ming sudah diketahui oleh pasukan Jendral Wang. Saat Kaisar Li sedang sendirian, pasukan Jendral Wang menjebaknya. Beruntung Chue Yen berada tidak jauh sehingga dia dapat menolong Kaisar Li. Namun karena jumlah pasukan Jendral Wang sangat banyak, Chue Yen pun membawa Kaisar Li pergi. Jendral Wang dan pasukannya mengejar Chue Yen dan Kaisar Li.

Dalam pelariannya menyelamatkan Kaisar Li, Chue Yen kemudian bersembunyi di komplek Makam Para Leluhur Shaolin. Ketika Jendral Wang berusaha memasuki Makam tersebut, mereka dihadang oleh para murid Shaolin. Karena tidak diizinkan masuk, Jendral Wang marah dan mengajak para murid Shaolin bertarung. Sebelum pertarungan terjadi, Ketua Shaolin merelai mereka. Jendral Wang kemudian mengancam Ketua Shaolin agar mengizinkan dia masuk, atau dia akan mengobrak-abrik makam itu.

Ketua Shaolin pun terpaksa mengizinkan pasukan Jendral Wang memasuki komplek makam itu, asalkan mereka tidak merusak makam.

Chue Yen dan Kaisar Li berhasil mengelabui pasukan Jendral Wang, sehingga mereka mengejar ke arah yang salah. Chue Yen kemudian membawa Kaisar Li bersembunyi di sebuah gua.  Karena semua pasukan Jendral Wang sedang mencari dirinya, Kaisar Li meminta bantuan Chue Yen untuk membantunya keluar dari wilayah Tung Tu agar dia bisa melaporkan kepada Raja apa yang dilakukan Jendral Wang terhadap dirinya.

Agar bisa menyusupkan Kaisar Li keluar, maka Chue Yen meminta bantuan Nona Pak untuk memuluskan rencananya. Nona Pak berpura-pura menjadi pengantin wanita dan Chue Yen sebagai Pengantin Pria.  Sementara Kaisar Li sebagai Mak Comblang yang mengantar mereka pulang ke desa.

Di dekat perbatasan, pasukan Jendral Wang mengenali mereka, sehingga Chue Yen dan Kaisar Li pun diserang. Kaisar Li terluka akibat terpanah. Chue Yen segera turun bertarung melawan pasukan Jendral Wang, sedangkan Nona Pak membawa Kaisar Li yang terluka melewati perbatasan.

Ketika Chue Yen sudah terdesak, tiba-tiba datanglah Senior Pelatih Kung Fu Shaolin bersama dengan para saudara seperguruan Chue Yen. Mereka segera menolong Chue Yen melawan pasukan Jendral Wang. Setelah berhasil mengalahkan pasukan Jendral Wang, Senior Pelatih Kung Fu memarahi Chue Yen karena ikut campur dalam urusan orang lain yang menyeret nama Shaolin. Karena dapat
membahayakan Shaolin, Senior mengusir Chue Yen dan menyuruhnya tidak kembali lagi ke Shaolin.

Chue Yen mengakui kalau gara-gara dirinya, maka kini Shaolin bermasalah dengan Jendral Wang. Karena itu, Chue Yen datang kembali ke Shaolin dan ingin memikul tanggung jawab atas kesalahan yang dia buat. Namun Senior tidak mengizinkannya, dan mengusir Chue Yen.

Sementara itu, Jendral Wang mendatangi Biara Shaolin dan menuntut dalma 3 hari Shaolin harus menyerahkan Chue Yen dan Kaisar Li padanya. Jika tidak, maka Jendral Wang akan menghancurkan Shaolin.

Karena Shaolin tidak bisa menyerahkan Kaisar Li, maka Jendral Wang segera menyerang Biara Shaolin. Tetapi sebelum Jendral Wang menyerang dan membakar Shaolin, Ketua Biara Shaolin meminta Jendral Wang untuk mengampuni Shaolin dan dia rela mengorbankan dirinya demi menyelamatkan Shaolin. 

Ketua Shaolin pun kemudian dibakar oleh Jendral Wang. Tetapi rupanya Jendral Wang tidak berniat mengampuni Biara Shaolin. Dia pun berniat membunuhi para Pimpinan dan para Murid Shaolin. Sebelum niatnya terlaksana, murid Shaolin melakukan perlawanan.  Maka pertarungan antara Murid Shaolin dan Pasukan Jendral Wang pun tidak terelakkan.

Di saat genting, Kaisar Li dan pasukannya datang untuk menolong Shaolin. Akhirnya pasukan Jendral Wang pun bisa ditumpas, dan Shaolin pun selamat dari kehancuran.

Pelajaran moral yang ingin diajarkan dari film Shaolin Temple adalah : Dibutuhkan kesabaran dan ketekunan untuk bisa menguasai sebuah keahlian.
Dalam film tersebut, digambarkan bagaimana Chue Yen sangat tidak sabar untuk bisa menguasai semua jurus Shaolin. Padahal untuk bisa menguasai ilmu Shaolin, dibutuhkan fondasi yang kuat, berupa latihan-latihan dasar, mulai dari kuda-kuda, pernafasan, serta kelincahan bergerak. Dan untuk menguasai latihan dasar itu, dibutuhkan waktu bertahun-tahun lamanya, sebelum seseorang berlatih jurus-jurus Shaolin yang sebenarnya.

Apa yang digambarkan dalam film tersebut juga merupakan cerminan kondisi masyarakat saat ini, terutama sekali para Pemuda Masa Kini. Mereka ingin semua hal serba instan : Pendidikan yang instan, Gelar Sekolah Instan, Pekerjaan Instan, hingga naik Jabatan instan (yang biasa mereka lakukan lewat koneksi orang tua, maupun membayar sejumlah uang tertentu kepada pihak-pihak yang dianggap bisa mendongkrak karir mereka). Padahal mereka lupa, bahwa dibutuhkan fondasi yang kuat untuk meraih kesuksesan. Fondasi itu antara lain : Ilmu Pengetahuan yang baik, pengalaman, dan latihan tanpa henti. Semua hal itu diperoleh dari kerja keras, ditambah niat untuk maju dan usaha tanpa henti. Tanpa fondasi tersebut, karir yang kita bangun akan mudah hancur karena tidak didukung dengan kemampuan, pengetahuan, pengalaman, niat, dan usaha pantang menyerah.

Belajar dengan tekun, belajar yang benar, belajar dengan giat. Dengan demikian apa yang kita pelajari akan membuat kita memahami mana yang benar, mana yang salah. Pengetahuan yang benar akan membuat kita tumbuh menjadi Calon Pemimpin yang Jujur, Arif, dan Bijaksana. Proses belajar tidak hanya terjadi di sekolah, tetapi juga di mana pun kita berada.  Belajar dengan tekun tanpa henti akan menguatkankan fondasi kita agar dapat menjadi Calon Pemimpin yang handal dan kuat di kelak kemudian hari.

Janganlah mengambil jalan instan untuk mengejar karir dan kesuksesan, karena tidak pernah ada jalan cepat menuju sukses. Kesuksesan hanya dapat diraih lewat kerja keras dan semangat belajar terus-menerus tanpa henti.


FAKTA SANG PENDEKAR
1.       Film Shaolin Temple merupakan film pertama Jet Li di mana dia langsung dipercaya untuk menjadi pemeran utama.
Jet Li lahir dengan nama Li Lien Cie di Beijing pada tanggal 26 April 1963. Saat baru berusia 2 tahun, ayahnya meninggal, sehingga Ibunya harus bekerja keras untuk menghidupi Li Lien Cie dan empat orang saudaranya (dua putra dan dua putri). Sejak kecil, Li Lien Cie sudah menyukai bela diri. Karena itu, di usia 8 tahun, dia sudah mulai berlatih wushu di Kelompok Beijing Wushu, di bawah asuhan Pelatih Li Jun Feng dan Wu Bin. Kedua pelatih itu punya jasa yang sangat besar, baik pada keluarga maupun karir Wushu Li Lien Cie, karena mereka sering memberikan bantuan finansial kepada keluarga Li Lien Cie.

Li Lien Cie menjadi bintang sensasional di Tiongkok karena di usia 12 tahun, dia meraih Medali Emas Pertamanya dalam Kejuaran Wushu China. Li Lien Cie menjadi atlet Tiongkok termuda yang meraih Medali Emas di Kejuaraan tersebut.

Jurus Wushu yang dipelajari Li Lien Cie adalah Wushu aliran Shaolin Utara, dan jurus wushu yang dikuasai Li Lien Cie adalah Chang Quan (Jurus Panjang) dan Fan Ce Quan (Jurus Arus Putar). Selain itu, Li Lien Cie juga menguasai beberapa jurus asli Shaolin Utara, sepeti Thai Chi Quan (Jurus Taichi), Shaolin Zui Qian (Jurus Mabuk Shaolin),  dan Ying Zhao Quan (Jurus Cakar Elang).

Atas prestasi dan kemampuannya, Li Lien Cie kemudian mendapat ajakan untuk bermain di film Shaolin Temple pada tahun 1982. Film itu sukses dan langsung membuat namanya dikenal dunia.

Ketika melakukan promosi film The Shaolin Temple di Filipina pada tahun 1982, pihak promotor Filipina mengalami kesulitan melafalkan namanya. Dengan pertimbangan karir Li Lien Cie yang melesat sangat cepat, maka promotor Filipina kemudian menggunakan nama “Jet Li” sebagai Nama Artis Li Lien Cie untuk promosi film Shaolin Temple di Filipina. Nama itu secara kebetulan juga merupakan julukan Li Lien Cie di lingkungan teman-temannya.  Li Lien Cie mendapat julukan “Jet” lantaran gerakan wushu yang dilakukannya sangat cepat.

Sejak itulah Li Lien Cie kemudian menggunakan nama Jet Li untuk setiap film yang diperaninya.

Sebagai informasi, meski Jet Li didapuk sebagai Pemeran Utama di film Shaolin Temple, namun gaji yang didapatnya selama bermain di film itu sangat minim. Menurut  IMDB.com, Jet Li hanya dibayar RMB 1 (setara Rp 2,000) perhari shooting. 

2.       Film Shaolin Temple menjadi film yang sangat sukses, dan kemudian memunculkan Tren Film Kungfu bertemakan Biara Shaolin di era 1980-an. Meski merupakan film yang memulai tren, Shaolin Temple bukanlah film pertama yang mengangkat cerita tentang  Biara Shaolin.

Film Five Shaolin Masters adalah film kungfu pertama yang mengangkat cerita tentang Biara Shaolin.  Film ini dirilis pertama kali tanggal 25 Desember 1974. Distradarai oleh Chang Cheh dan diproduseri Run Run Shaw dari Shaw Brothers Studio, film ini diperani aktor Hong Kong ternama di era 1970-an, seperti David Chiang, Ti Lung, Fu Sheng, Meng Fei, dan Wang Lung Wei. Film ini mengusahkan tentang  5 orang Pendekar Shaolin yang berjuang melawan Pasukan Qing yang berencana membumi-hanguskan Biara Shaolin karena dianggap memberontak kepada Pemerintah dan melindungi pemberontak.

Film tersebut sangat sukses sehingga 2 tahun kemudian (1976), film tersebut dibuat prekuelnya berjudul Shalon Temple. Masih disutradarai Cheng Cheh dan diperani David Chiang, Ti Lung, dan Fu Sheng, film tersebut mengisahkan kejadian beberapa tahun sebelum kejadian di film Five Shaolin Masters.

Pasca kesuksesan film Shaolin Temple (1976), Shaw  Brothers masih merilis beberapa film lain yang bertemakan Biara Shaolin, seperti The Shaolin Avengers (1976), The 36th Chamber of Shaolin, Executioners from Shaolin (1976), dan 2 Champions of Shaolin (1981). Meski demikian,  film bertemakan Biara Shaolin baru benar-benar menjadi tren di tahun 1980-an, pasca kesuksesan film Shaolin Temple yang diperani Jet Li. Di tahun 1980an, sedikitnya ada 10 – 20 film dirilis dalam setahun yang bertemakan Biara Shaolin. Beberapa di antaranya yang cukup populer : Kids from Shaolin (1982), Shaolin Prince (1982), Shaolin vs Ninja (1983), Shaolin vs Wutang (1983), Shaolin vs Lama (1983), Shaolin vs Ninja (1985), Diciples of 36th Chamber (1985), Martial Arts of Shaolin (1988), dan lain-lain.

3.       Meski banyak orang berpendapat kalau Biara Shaolin adalah pusat segala ilmu bela diri yang ada di Tiongkok, tetapi faktanya tidak benar. Memang dalam Sejarah, disebutkan Biara Shaolin berpartisipasi dalam Perang dan menjadi bagian dari berdirinya Dinasti Tang (618 – 907 Sesudah Masehi). Tetapi tahukah Pendengar kalau ketika pertama kali dibangun pada abad 477 Sesudah Masehi, para Biarawan di Biara Shaolin sama sekali tidak bisa ilmu bela diri. Kalau pun mereka kemudian ikut perang, mereka berperang hanya menggunakan senjata seadanya dan tanpa kemampuan bela diri sedikit pun.

Para Sejarawan mempercayai kalau Biara Shaolin baru melatih para biarawannya ilmu bela diri di awal abad 12. Hal ini berdasarkan catatan Biara Shaolin sendiri, di mana dalam catatan itu disebutkan kalau latihan pertarungan tangan kosong telah menjadi salah satu pelajaran dan latihan rutin yang diajarkan di Biara Shaolin pada abad 16.

Sementara itu, sejarah perkembangan kungfu  dapat ditelusuri dari Kitab Musim Semi dan Musim Gugur ( – Chun Qiu ) yang ditulis antara abad 800 – 500 Sebelum Masehi. Isi kitab yang kebanyakan merupakan saripati ajaran Confusius dan Mencius itu menjadi akar filosofi Kungfu yang diajarkan hari ini. Berdasarkan penjelasan pada kitab tersebut, kita dapat menarik kesimpulan bahwa jurus-jurus Kungfu sebenarnya sudah diajarkan jauh sebelum Biara Shaolin ada, dan saat Biara Shaolin sudah ada,  bela diri kungfu sudah menjadi hal yang sangat umum di Tiongkok.

4.       Di Segmen sebelumnya, YANG GUO sempat menyinggung tentang adanya pembagian antara jurus Shaolin Utara dan Selatan.  Bagi orang awam, tentu bingung, Shaolin manakah yang disebut Shaolin Utara dan yang mana merupakan Shaolin Selatan?  Nah, Shaolin Utara adalah Biara Shaolin yang berada di Teng Feng, Henan.  

Sedangkan lokasi Shaolin Selatan (南少 – Nan Shao Lin ), hingga hari ini masih menjadi perdebatan banyak ahli. Hal ini dikarenakan  keberadaannya sudah tidak ditemukan lagi karena telah rata dengan tanah. Meski demikian, dokumen-dokumen tentang keberadaannya banyak tersebar di catatan sejarah kuno Tiongkok. Jadi, meski sebagian orang mengganggap keberadaan Shaolin Selatan hanya mitos, namun dengan adanya informasi pada dokumen-dokumen tersebut, maka dapat dipastikan Shaolin Selatan benar-benar ada.  Tapi di mana lokasi sebenarnya? Mengapa Shaolin Selatan bisa tidak diketahui keberadaannya?

Sejarawan asal Belanda yang mengajar Sejarah China di University of Oxford bernama Professor Barend J. Ter Haar berpendapat, Biara Shaolin di Selatan diperkirakan terletak di daerah paling selatan dari wilayah China (kemungkinan di antara Fujian, Guangdong, dan Guangxi). Shaolin Selatan diperkirakan mengalami kehancuran sekitar abad 18 Masehi karena dibakar oleh gerombolan Triad.

Pendapat Profesor Barend J Ter Haar tadi dipertegas oleh buku Martial Arts of the World : Regions and Individual Arts yang menyebutkan kalau Shaolin Selatan kemungkinan besar berada di Propinsi Fujian yang berada di  daerah Selatan Tiongkok. Dan memang ada catatan yang menyebutkan kalau antara abad 18 – 19, Shaolin Selatan pernah bertikai dengan Kelompok Triad Langit dan Bumi (Thien Ti Hei She Hui). Pertikaian ini berujung pada penyerangan kelompok itu ke Biara Shaolin, menyebabkan Biara Shaolin Selatan rata dengan tanah.

Meski keberadaannya sudah tidak ditemukan lagi, tetapi peninggalan Shaoliin Selatan masih bisa ditemukan. Salah satunya adalah jurus-jurus terkenal Shaolin Selatan yang hingga kini masih diajarkan turun-temurun. Dua yang paling terkenal adalah Jurus Hung Cia (dipopulerkan oleh Huang Fei Hung) dan Wing Chun (dipopulerkan oleh Ip Man) yang hingga hari ini masih diajarkan dan terus menelurkan banyak penerus yang melestarikan jurus-jurus tersebut.  

5.       Fakta menarik berikutnya adalah tentang adanya hubungan antara Star Wars dengan Biara Shaolin. Ya, meski kelihatannya tidak berhubungan, tapi sebenarnya ada hubungan antara film box-office Hollywood tersebut dengan Biara Shaolin.

Menurut Kreator, Penulis, sekaligus Sutradara film Star Wars George Lucas, Biara Shaolin merupakan inspirasi utama dari Kisah Ksatria Jedi yang diciptakan George Lucas. Konsep tentang “The Force” yang diusung di film Star Wars sebenarnya mengambil konsep dari ilmu tenaga dalam Shaolin bernama “CHI”. “Chi” merupakan pelatihan pengendalian kekuatan fisik yang diterapkan para Biarawan Shaolin yang membuat mereka memiliki kekuatan luar biasa. Dengan mengendalikan Chi, maka seorang Biarawan Shaolin dapat mengendalikan tubuhnya untuk dapat menahan sakit, menjadi kuat seperti batu, bahkan membengkoknya benda-benda padat.

Selain itu, terdapat kesamaan cerita antara latar belakang pembentukan Kelompok Jedi dengan sejarah Biara Shaolin. Dalam film Star Wars, dikisahkan Kaisar Palpatine berusaha melenyapkan Kelompok Ksatria Jedi.  Bahkan dalam Star Wars Episode 3 : Revenge of the Sith, dikisahkan kalau Kaisar Palpatine telah menguasai Anakin Skywalker dan memerintahkannya untuk menghancurkan Biara Jedi dan membunuhi para Jedi muda di sana.

Ide cerita ini sebenarnya diambil George Lucas dari kejadian yang dialami Biara Shaolin pada masa pemerintahan Dinasty Qing di mana beberapa kali Kaisar Qing berusaha menghancurkan Biara Shaolin karena dituduh melindungi para pemberontak Anti Qing. Antara tahun 1647 – 1732, Biara Shaolin mengalami gempuran dari para Kaisar Keturunan Dinasti Qing (beberapa yang terkenal adalah Kaisar Shunzhi, Kaisar Kangzi, dan Kaisar Yong Zheng). Serangan pasukan kerajaan sempat menghancurkan beberapa bagian Biara Shaolin.  Selain menghancurkan sebagian biara, pasukan kerajaan juga melakukan pembunuhan terhadap para murid Shaolin, terutama sekali yang masih muda dan anak-anak.

6.       Film bertemakan Biara Shaolin paling anyar dirilis tanggal 19 Januari 2011. Film berjudul Shaolin (The New Shaolin Temple) tersebut disutradarai Benny Chan dengan pemeran Andy Lau, Jackie Chan, Nicholas Tse, Fang Bing Bing dan Wu Jing. Meski disebut sebagai remake dari film Shaolin Temple produksi tahun 1982, tetapi sebenarnya alur film ini memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Film ini mengetengahkan tentang seorang Tuan Tanah bernama Huo Jie (diperani Andy Lau) yang pada awalnya menghina Biarawan Shaolin, namun kemudian bertobat dan menjadi Biarawan setelah dia dihianati dan anaknya nyaris tewas.

Uniknya, di film Shaolin, peran Jackie Chan terbilang sangat minim dan kehadirannya nyaris tidak mempengaruhi alur cerita film. Meski demikian, Pendengar masih bisa melihat aksi bela diri kocak Jackie Chan yang biasa menjadi ciri-khasnya, terutama saat dia menghadapi lawan dengan menggunakan sapu lidi.

Di film tersebut, Andy Lau menyanyikan theme song film tersebut berjudul  (Wu ) yang berarti “Pencerahan” atau “Pertobatan”.  Musik dibuat oleh Komposer Zhao Qin, sedangkan lirik lagunya ditulis Andy Lau. Lagu ini bercerita tentang seseorang yang menemukan pencerahan hidup, ketika dia menyadari kalau hidup bukan bercerita tentang bagaimana dia dapat mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya, atau meraih jabatan setinggi-tingginya. Tetapi hidup bercerita tentang bagaimana kita membuang ego, membuang kesombongan, dan membuang takabur.

No comments:

Post a Comment