Wednesday 25 January 2017

Drunken Master (1978) - 醉拳

Disiarkan : 19 November 2016


Huang Fei Hong atau Master Wong adalah seorang pendekar Tiongkok yang namanya sudah terkenal dan melegenda. Dia lahir tanggal 9 Juli 1847 di Kota Foshan, Guangzhou, Tiongkok. Keluarga Wong Fei Hung sudah dikenal sebagai Keluarga ahli bela diri.

Ayahnya, Huang Qi Ying, adalah ahli bela diri yang juga seorang tabib terkenal di kota Foshan. Karena kemampuan bela dirinya yang luar biasa, Huang Qi Ying disebut sebagai salah satu dari 10 Harimau Guang Tung (廣東十 ) , yaitu 10 Pendekar Terbaik dari Guang Dong.

Sedangkan Kakek Huang Fei Hung bernama Huang Tai ( ), adalah seorang Pendekar terkenal dari abad 17 yang mendapat pelatihan langsung dari salah seorang pendekar Shaolin aliran Hung Cia (洪家 ) bernama Luk A Chai.

Di usianya yang baru 5 tahun, ayah Huang Fei Hong sudah mengajari anaknya jurus-jurus bela diri Hung Cia. Karena profesinya sebagai seorang tabib, Huang Qi Ying sering melakukan perjalanan dari Foshan ke Guangzhou untuk mencari obat-obatan herbal untuk keperluan klinik mereka. Saat melakukan perjalanan , Huang Qi Ying selalu membawa Huang Fei Hong. Karena sering berpergian dengan ayahnya mencari obat itulah, maka Huang Fei Hong kemudian belajar banyak hal tentang obat-obatan herbal Tiongkok.

Kemampuan bela diri Huang Fei Hong berkembang sangat pesat saat dia berusia 13 tahun. Di masa itu, Huang Fei Hong banyak berkenalan dengan para pendekar tersohor yang mengajarinya banyak ilmu yang kelak membuat Huang Fei Hong menjadi Pendekar Legendaris. 

Pendekar pertama yang dikenal Huang Fei Hung adalah Lim Fuk Cheng (林福 ) yang mengajarinya Ilmu Tali Selempang Besi . Lim Fuk Cheng adalah murid dari Liang Kun ( ), salah seorang Pendekar Terbaik Guang Dong dalam daftar 10 Harimau Guang Dong. Huang Fei Hung kemudian mengombinasikan Imu Tali Selempang Besi dengan jurus Hung Cia yang telah dikuasainya, sehingga jurus yang diciptakannya menjadi jurus luar biasa hebat dan kuat.

Huang Fei Hong kemudian berkenalan dengan seorang Pendekar Hung Cia yang sangat terkenal dari Guang Zhou bernama Sung Hui Tang (宋輝 ). Pendekar ini kemudian mengajarinya Jurus Legendaris yang kelak menjadi Jurus Andalan ciri khas Huang Fei Hong, yaitu Jurus Tendangan Tanpa Bayangan (Wu Ying Ciau).

Kalau biasanya Pendekar yang sudah menguasai banyak ilmu akan menantang pendekar lain untuk menjajal ilmu, maka hal itu tidak berlaku pada Huang Fei Hung. Setelah menguasai ilmu-ilmu tersebut, Huang Fei Hung justru tidak pernah bertarung dan selalu menolak tantangan berduel dari siapapun.  

Huang Fei Hung lebih fokus belajar ilmu pengobatan tradisional karena dia ingin ilmu yang dikuasainya dapat menolong banyak orang.

Pada tahun 1863, dengan tujuan mendorong masyarakat agar lebih sehat dan rajin berolah raga, di usia 16 tahun, Huang Fei Hong mendirikan Sekolah Bela Diri bernama Shui Jiao ( )  di Kota Xi Guan, Guangzhou.  Sekolahnya ternyata sangat diminati orang karena mereka sudah mendengar reputasi Huang Fei Hung yang punya kemampuan bela diri  

Selain melatih bela diri agar masyarakat perduli kesehatan dan rajin berolah raga, Huang Fei Hung juga mempersiapkan penerusnya, dengan mengangkat beberapa orang sebagai Muridnya. Dari semua murid yang pernah Fei Hung didik langsung, ada 4 orang murid yang kelak menjadi murid tersohor yang  mengharumkan nama Huang Fei Hung serta perguruan Shui Jiao : Lin Shi Rong, Liang Khuan, Deng Fang, dan Ling Yun Jie.

Dari keempat murid Huang Fei Hung tersebut, Lin Shi Rong adalah murid yang kelak menjadi penerus perguruan Huang Fei Huang dan memperluas jaringan perguruan tersebut hingga ke mancanegara.

Tiga tahun kemudian, tahun 1866, Huang Fei Hong bersama ayahnya membuka Klinik Pengobatan bernama Pao Ce Lim (寶芝 ) di daerah Ren An ( ), Distrik Yue Xiu, Guangzhou.

Ketika Jepang menjajah Taiwan (Mei – Oktober 1895), Huang Fei Hong bergabung dengan Tentara Bendera Hitam (Hei Ji Cin) untuk menjadi Instruktur Bela Diri, sekaligus dokter yang merawat anggota tentara yang terluka.  Dia pun terjun langsung ke medan perang melawan tentara Jepang.

Tindakan Huang Fei Hung yang melawan tentara Jepang dinilai banyak orang – terutama masyarakat Taiwan - sebagai tindakan mulia karena dia turun tangan membela yang lemah.  Karena itulah, nama Huang Fei Hung menjadi sangat terkenal di masyarakat Taiwan.

Hal lain yang menjadikan nama Huang Fei Hong semakin tersohor adalah kebaikan hatinya yang sering mengobati pasien tanpa memungut bayaran.

Antara tahun 1900 - 1912, ketika Dinasti Qing runtuh dan Tiongkok sedang bertransformasi, berubah dari Negara Kerajaan menjadi Negara Republik, Negara Tiongkok sedang dalam keadaan yang sangat kacau. Beberapa kelompok melakukan perlawanan terhadap Pemerintah, sehingga terjadilah beberapa pemberontakan terkenal di masa itu seperti Pemberontakan Boxer (義和團運 – Yi He Chuan Ying Tong , 1901) dan Pemberontakan Wu Chang (武昌起 – Wu Chang Chi Yi).

Di masa itu, banyak orang yang memanfaatkan kondisi rusuh untuk melakukan perampokan terhadap  penduduk miskin.  Pada waktu itu, Huang Fei Hong dan murid-muridnya sering turun ke jalan dan bepatroli untuk melindungi para penduduk dari ancaman perampok. Tindakan Huang Fei Hong ini kemudian membuat namanya terkenal sebagai Pembela Rakyat Kecil.

Satu hal yang menarik dari legenda kisah hidup Huang Fei Hong adalah meski pun saat itu dia dikenal sebagai Pendekar Nomer Satu di Guang Dong, tetapi Fei Hong tidak pernah menerima tantangan duel dari para pendekar mana pun.

Konon, dari cerita mulut-ke-mulut, seorang pendekar ternama dari Tianjin bernama Huo Yuan Jia pernah menantang Huang Fei Hong berduel. Tetapi Huang Fei Hong tidak pernah menanggapi ajakan duel tersebut.

Uniknya, pada tahun 1919, ketika Padepokan Bela Diri Jing Wu milik Huo Yuan Jia dibuka di Guang Zhou, Huang Fei Hung mendapat undangan untuk menghadiri acara pembukaan Padepokan Jing Wu. Di acara tersebut, Huang Fei Hung hadir dan menampilkan atraksi bela diri. Meski hadir di pembukaan Padepokan Kungfu Jing Wu, Sejarah mencatat Huang Fei Hung tidak berduel dengan Huo Yuan Jia waktu itu, karena Huo Yuan Jia sendiri sudah meninggal pada tahun 1910.

Huang Fei Hung meninggal dunia pada tanggal 25 Maret 1924, di usia 76 tahun karena sakit.

Ada satu legenda menarik yang sempat menjadi pembicaraan masyarakat. Legenda itu mengisahkan bahwa di masa mudanya, Huang Fei Hung pernah dilatih oleh seorang Pendekar Legendaris yang juga salah satu dari 10 Harimau Guang Dong. Pendekar itu adalah Su Chi Er, atau Su Chan, yang juga dikenal masyarakat dengan sebutan Si Gembel Su Chan.

Siapakah Si Gembel Su Chan?

Tidak banyak literatur yang mengulas sosok unik ini. Tetapi dari informasi yang YANG GUO  dapatkan, Su Chi Er merupakan seorang Pendekar Aliran Hung Cia yang mengembangkan teknik Jurus Mabuk ( ), salah satu jurus tertua di dunia persilatan. Su Chi Er adalah seorang pria ahli bela diri yang terlahir dari keluarga kaya-raya. Tapi  kemudian dia jatuh miskin, sehingga hidup luntang-lantung seperti gembel / pengemis. Dalam menjalani hidupnya tersebut, Su Chi Er kemudian memperdalam ilmu agama dan bela diri. Selain memperdalam ilmu Hung Cia, Su Chi Er pun mengembangkan banyak ilmu , termasuk Jurus Mabuk.

Legenda persahabatan Huang Fei Hong dan Su Chi Er yang pernah diadaptasi ke dalam sebuah film layar lebar berjudul DRUNKEN MASTER.


KISAH SANG PENDEKAR 
DRUNKEN MASTER adalah film yang disutradarai Yuen Ho Ping dan diperani oleh Jackie Chan (Huang Fei Hung) dan Yuen Siau Thien (袁小 , sebagai Pendekar Pengemis Su Chi Er). Film tersebut dirilis tahun 1978 dan merupakan film kedua Jackie Chan.  Film pertamanya  adalah Snake in the Eagle’s Shadow yang dirilis tahun 1978. Kedua film terseut merupakan film Jackie Chan yang sangat sukses di masa itu.  

Film bergenre action-komedi ini mengisahkan masa muda Huang Fei Hung, di mana sosok Huang Fei Hung yang digambarkan di film ini sangat jauh berbeda dengan sosok Huang Fei Hung yang dikenal banyak orang, baik lewat literatur maupun film-film karakter Huang Fei Hung yang sudah ada.  Jika biasanya tokoh Hung Fei Hung adalah sosok yang arif-bijaksana, sehingga sangat dihormati banyak orang, maka di film ini, Huang Fei Hung digambarkan sebagai sosok yang berperilaku sangat berbeda.

Huang Fei Hung dikisahkan adalah seorang remaja yang di jahil, urakan, dan tidak pernah serius. Saat sedang berlatih di Padepokan Kungfu keluarganya, Huang Fei Hung bukannya berlatih serius tetapi malah menjahili Instruktur yang melatihnya.  

Tidak hanya mengganggu Instrukturnya, usai latihan, Huang Fei Hung juga menggoda seorang gadis cantik yang dijumpainya di pasar.

Saat menggoda gadis itu, Huang Fei Hung kena batunya, karena ternyata sang gadis ditemani Ibunya yang jago bela diri. Karena kalah bertarung melawan Ibu sang Gadis, Huang Fei Hung pun kabur.

Saat pulang ke rumah, Huang Fei Hung berjumpa dengan seorang pedagang yang dipukuli oleh seorang pemuda kaya. Pemuda Kaya itu dengan semena-mena mengambili barang dagangan milik sang pedagang tanpa mau bayar.  HuangFei Hung meminta pemuda itu membayar. Tetapi pemuda itu menolak membayar. Karena itu Huang Fei Hung kemudian menghajar pemuda itu.

Setelah puas menghajar sang pemuda, Fei Hung pun pulang ke rumahnya. Ternyata di rumahnya ada tamu yang tidak lain sang gadis dan ibunya yang menghajar Huang Fei Hung di pasar tadi. Ternyata Ibu sang gadis itu adalah adik ayah Huang Fei Hung.

Mengetahui anaknya menggoda keponakannya sendiri, Ayah Huang Fei Hung – Huang Qi Ying - menghajar anaknya.

Meski sudah dihajar ayahnya, penderitaan Huang Fei Hung belum berakhir karena tidak lama, datanglah tamu lain – yaitu orang tua pemuda yang dipukuli Huang Fei Hung –dan dia datang untuk menuntut pertanggungjawaban Huang Qi Ying.

Atas tindakan Huang Fei Hung tersebut, ayah pemuda itu menginginkan Huang Fei Hung dipukuli hingga babak belur seperti anaknya. Karena itu dia menyuruh bawahannya untuk menghajar Huang Fei Hung.

Dalam pertarungan itu, Huang Fei Hung berhasil mengalahkan orang tersebut. Meski menang, Huang Fei Hung tidak serta-merta bebas dari hukuman ayahnya. Dia dihukum  berdiri dengan posisi kuda-kuda seharian.  Namun Huang Fei Hung melakukan kecurangan dengan meminta bantuan temannya meletakkan kursi sehingga dia tidak perlu berdiri seharian.

Huang Qi Ying tahu kecurangan Huang Fei Hung, sehingga menghukumnya lebih berat lagi.

Lelah dihukum ayahnya seharian,malam harinya  Huang Fei Hung menyelinap keluar dari rumahnya. Tetapi sialnya, Huang Fei Hung justru berbuat ulah kembali dengan makan di rumah makan tapi tidak membayar. Akibatnya dia harus berhadapan dengan orang-orang pemilik rumah makan.

Dalam perkelahian itu, secara tidak sengaja Huang Fei Hung bertemu dengan seorang kakek berpakaian lusuh yang sedang makan di sana. Melihat Huang Fei Hung dikeroyok banyak orang, kakek tersebut membantu Huang Fei Hung.

Setelah berhasil mengalahkan semua orang di warung itu, Huang Fei Hung dan kakek itu pun melarikan diri ke hutan. Rupanya Kakek tersebut adalah Si Raja Pengemis Su Chi Er, sahabat Huang Qi Ying. Ayah Huang Fei Hung diam-diam meminta  bantuan Sahabatnya itu untuk mendidik Huang Fei Hung.

Meski awalnya menolak dan berusaha kabur, namun Su Chi Er berhasil menangkap Huang Fei Hung dan memaksanya untuk menerima dia sebagai guru. Karena tidak berdaya menghadapi Su Chi Er, Huang Fei Hung pun akhirnya setuju menerima Su Chi Er sebagai gurunya selama setahun.

Su Chi Er kemudian memberikan latihan yang sangat berat kepada Huang Fei Hung.

Tidak tahan dengan latihan berat yang dijalaninya, Huang Fei Hung kemudian melarikan diri dari kediaman Su Chi Er.

Di tempat persembunyiannya, Huang Fei Hung berjumpa dengan seorang Pembunuh Bayaran bernama Tendangan Geledek Yin Thiek Sen. Karena kemampuan bela dirinya masih rendah, Huang Fei Hung menjadi bulan-bulanan Yin Thiek Sen.


Setelah dipermalukan Yin Thiek Sen, Huang Fei Hung  pulang ke rumah Su Chi Er dan berjanji untuk belajar lebih sungguh dan serius.

Su Chi Er mengintensifkan latihan Huang Fei Hung, dan mengajarinya  jurus terkuat di dunia persilatan yaitu Jurus 8 Dewa Mabuk.

Jurus 8 Dewa Mabuk terbagi dalam 8 Jurus. Ada pun kedelapan Jurus 8 Dewa Mabuk adalah sebagai berikut  :
a.       Li Dong Bing – Tenaga Dalam Dewa Mabuk
Jurus ini mengolah tenaga dalam tubuh menjadi kekuatan yang luar biasa untuk bertahan, sekaligus menyerang balik lawan. 
b.      Dhi Kwai Li –Tendangan Kaki Kanan Dewa Mabuk Berkaki Pincang
Seperti halnya seseorang yang pincang, dan hanya mampu menggunakan satu kaki, maka jurus ini menggunakan kaki kanan untuk melancarkan tendangan bertubi-tubi pada lawan.
c.       Han Cong Li – Dewa Mabuk Memeluk Guci
Jurus ini digunakan untuk membingungkan lawan saat bertarung jarak dekat,yaitu dengan mengombang-ambingkan tubuh lawan, seperti guci yang isinya digoyang-goyang.
d.      Lan Chai He –Pukulan Tanpa Ampun Sang Dewa Mabuk
Jurus ini terbilang sangat berbahaya karena orang yang menggunakan jurus ini akan melancarkan pukulan bertubi-tubi tanpa ampun layaknya orang mabuk.  
e.      Zhang Guo Lao – Tendangan Angin Puyuh Sang Dewa Mabuk
Pada jurus ini, orang yang menggunakan jurus akan melakukan tendangan berputar tanpa henti.
f.        Cao Guo Jiu – Dewa Mabuk Berjari Kunci Besi
Ini merupakan jurus yang cukup berbahaya, terutama pada pertarungan jarak dekat, karena pengguna jurus ini akan menggunakan jari-jarinya untuk mencengkram dan merobek bagian-bagian tubuh paling lemah, terutama kepala dan leher.
g.       Han Xiang Chi – Dewa Peniup Seruling Berlengan Baja
Pengguna jurus ini menggunakan lengannya sebagai alat untuk menohok dan mematahkan serangan lawan.  Sangat efektif untuk pertarungan jarak jauh.
h.      He Xiang Gu – Pemabuk Cantik Menebar Pesona
Jurus terakhir ini mengharuskan pengguna jurus untuk meniru gerakan wanita yang lemah gemulai. Di balik gerakannya yang seolah tanpa tenaga, jurus pamungkas ini merupakan jurus paling berbahaya, karena menyimpan banyak pukulan maut yang tidak terduga.  

Pada saat disuruh berlatih jurus terakhir, Huang Fei Hung menolak mempelajarinya karena jurus tersebut tidak sesuai dengan kepribadiannya. Saat dipaksa gurunya berlatih jurus itu, Huang Fei Hung hanya berpura-pura berlatih saja.

Karena mengira Huang Fei Hung telah menguasai semua Jurus 8 Dewa Mabuk, Su Chi Er menganggap tugasnya sudah selesai. Dia pun memutuskan untuk meninggalkan Huang Fei Hung dan melanjutkan petualangannya kembali.

Sementara itu, Perguruan Keluarga Wong mendapat ancaman dari sebuah perguruan baru. Karena merasa Perguruan Keluarga Huang adalah saingan berat, maka mereka berniat menyingkirkan Ayah Huang Fei Hung. Karena itu mereka kemudian menyewa Si Kaki Geledek Yin Thiek Sen untuk menghabisi Huang Qi Ying.

Yin Thiek Sen pun mendatangi Huang Qi Ying dan terjadilah pertarungan hebat antara mereka berdua.

Meski sudah memiliki kemampuan yang luar biasa, Huang Qi Ying ternyata tidak mampu mengalahkan Yin Thiek Sen.

Di saat kritis, Huang Fei Hung datang menolong ayahnya, dan diapun bertarung melawan Yin Thiek Sen. Di awal pertarungan, Huang Fei Hung bisa menyeimbangi jurus-jurus Yin Thiek Sen. 

Yin Thiek Sen kemudian mengubah teknik bertarungnya. Jika semula dia banyak menggunakan jurus kaki, Yin Thiek Sen kemudian mengubah gaya bertarungnya dengan menggunakan jurus tangan. Dengan perubahan jurus itu, Huang Fei Hung mengalami kesulitan menghadapi Yin Thiek Sen.

Su Chie Er kemudian muncul dan menyuruh Huang Fei Hung menggunakan Jurus Terakhir dari 8 Dewa Mabuk. Namun Huang Fei Hung belum menguasai jurus itu.

Karena kondisinya terdesak, Fei Hung berimprovisasi dengan menggabungkan ketujuh Jurus 8 Dewa Mabuk sehingga terciptalah Jurus He Xiang Gu yang baru dan lebih hebat dibandingkan aslinya.

Dengan jurus barunya itu, Huang Fei Hung akhirnya berhasl mengalahkan Yin Thiek Sen.  

Ada 3 hal yang bisa kita teladani dari kisah hidup Huang Fei Hung, baik dalam kehidupan sebenarnya, maupun adaptasi fiksi.  

Teladan pertama yang patut kita pelajari dari Huang Fei Hong  adalah sikap rendah hatinya. Meski dia adalah seorang Kung Fu Master, tetapi Huang Fei Hong tidak pernah sombong dan mengumbar kemampuan bela dirinya. Sebaliknya, dia lebih memilih menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk menolong orang. Hal inilah yang kemudian membuatnya mendapatkan respek dan dihormati banyak orang.

Selain rendah hati, teladan kedua yang dimiliki Huang Fei Hong adalah kemauan untuk belajar. Meski telah menguasai banyak ilmu, dia tidak serta-merta menganggap orang lain lebih rendah dari dirinya, dan dia lebih tinggi dari orang lain. Sebaliknya, dia mau belajar dari orang lain dan terus mengasah kemampuannya. Semakin tinggi ilmunya, semakin rendah hati pula dirinya.

Dan keteladanan terakhir yang bisa kita pelajari dari Huang Fei Hung adalah memanfaatkan ilmu yang dimilikinya untuk menolong orang lain. Meski telah memiliki kemampuan bela diri dan ilmu kedokteran yang luar biasa, Fei Hung tidak menggunakan keahliannya untuk memperkaya diri sendiri, tetapi menggunakannya untuk menolong orang lain. 

Orang Tionghua punya peribahasa : 為善最樂 (Wei San Cui Le) yang berarti melakukan kebaikan untuk orang lain adalah kebahagiaan yang sesungguhnya.

Apa yang diajarkan Huang Fei Hung adalah sebuah refleksi budaya saling tolong-menolong, tanpa memikirkan untung-rugi. Membantu orang adalah sebuah kewajiban,dan membantu orang adalah bagian dari kebahagiaan. Ketika kita diberi kesempatan dan kemampuan untuk membantu orang, maka ambil kesempatan itu dan bantulah orang tersebut. Karena setiap bantuan yang kita berikan pada orang lain – baik kecil maupun besar - tidak saja akan meringankan beban orang tersebut, tetapi juga memberikan mereka harapan hidup yang lebih baik di hari esok.


JURUS SANG PENDEKAR
Mengapa Jurus Mabuk dikatakan Jurus Aneh? Karena saat mengeluarkan jurus ini, Sang Pendekar melakukan gerakan terhuyung-huyung seperti orang mabuk, sementara pukulan yang dilancarkan sering tidak terarah dan terkesan membabi-buta. Dengan gerakan terhuyung-huyung, kuda-kuda sang Pendekar tampak sangat lemah, sehingga mudah diserang lawan.

Dalam istilah ilmu bela diri, Kuda-kuda adalah sikap siaga kaki yang kuat menjejak di tanah. Kuda-kuda menjadi fondasi dasar hampir semua ilmu bela diri. Kuat-tidaknya seorang praktisi bela diri, sangat tergantung dari kekuatan jejak kaki kuda-kuda yang dilakukannya.  Itulah alasan mengapa dalam berlatih ilmu bela diri, latihan kuda-kuda menjadi latihan dasar yang wajib dikuasai oleh orang yang berlatih ilmu bela diri, sebelum dia berlatih jurus-jurus yang lain.

Nah, balik lagi ke Jurus Mabuk. Jika melihat gerakannya yang sangat rapuh, terutama gerakan kakinya yang terhuyung- huyung, Jurus Mabuk sangat tidak mungkin dapat diterapkan. Belum lagi gosipnya, untuk dapat menguasai jurus ini harus dalam keadaan mabuk. Hal ini makin membuat  banyak orang tidak yakin jurus ini dapat diterapkan di dunia nyata. Mereka berpendapat, Jurus Mabuk hanya mungkin diterapkan di dunia komik atau film saja.

Benarkah Jurus Mabuk hanya jurus rekaan yang hanya ada di dunia film dan komik?  

Ternyata tidak.

Jurus Mabuk ( - Zui Quan) memang benar-benar ada.  Tapi memang gerakan jurusnya tidak seperti yang Pendengar saksikan di film Drunken Master. Selain itu, orang yang mengeluarkan Jurus Mabuk tidak pernah dalam kondisi mabuk. Hal ini bisa dijelaskan bahwa Jurus Mabuk merupakan jurus yang membutuhkan koordinasi yang sangat baik antara tubuh, tangan, mata, otak, dan kaki. Semua gerakan sangat bertumpu pada kekuatan kaki yang menahan beban tubuh saat bergerak terhuyung-huyung. Karena itu, sangat tidak mungkin  gerakan ini dilakukan dalam kondisi mabuk.

Jurus Mabuk yang sebenarnya sudah ada sejak ratusan tahun silam. Tidak jelas siapa yang pertama kali menciptakan jurus tersebut karena tidak ada dokumen pendukung solid yang menjelaskan hal ini. Meski demikian, dari literatur yang YANG GUO baca, ada 3 pihak yang dianggap sebagai pencipta Jurus Mabuk ini :

Pertama,Biara Shaolin. Dalam catatan sejarah Biara Shaolin, Jurus Mabuk merupakan salah satu jurus yang dikembangkan Biara tersebut di awal Dinasti Tang (618 – 907 Sesudah Masehi).

Sejarah penciptaan Jurus Mabuk tercatat dalam catatan Dinasti Tang di masa Pemerintahan Kaisar Tang Tai Zong (lahir : 28 Januari 598 – meninggal : 10 Juli 649). Kaisar Tang Tai Zong merupakan Kaisar Kedua dari Dinasti Tang yang berkuasa. Sebelum menjadi Kaisar, Tang Tai Zong yang bernama asli Li Shi Min dikenal sebagai pemberontak yang berhasil menggulingkan Raja Gong Ti ( ) dari Dinasti Sui pada tahun 617. Dengan jatuhnya Raja Gong Ti, maka Dinasti Sui pun berakhir dan digantikan Dinasti Tang yang dipimpin oleh Kaisar Li Yuan, yang merupakan ayah dari Li Shi Min.  Kaisar Li Yuan hanya memegang kekuasaan dari tahun 618 – 626, kemudian menyerahkan Tampuk Kerajaan pada anaknya, Li Shi Min, yang kemudian mendapat gelar Kaisar Tang Tai Zong.

Disebutkan bahwa saat Li Shi Min menggulingkan Pemerintahan Kaisar Gong Ti, dia mendapat dukungan dan bantuan Biara Shaolin.

Untuk membalas jasa Biara Shaolin, maka setelah Li Shi Min diangkat menjadi Kaisar, tiga tahun kemudian (tahun 621 Sesudah Masehi), dia menjamu 13 Ketua Biara Shaolin di istananya. Masalahnya, dalam jamuan makan tersebut, menu jamuan yang disediakan adalah daging dan arak. Awalnya para Ketua Biara Shaolin menolak mengonsumsinya. Namun Kaisar kemudian memaksa, sehingga demi menghormati Kaisar, para  Ketua Biara itu akhirnya meminum arak.

Karena pertama kali meminum arak, para Ketua Biara pun menjadi mabuk. Dalam keadaan mabuk itu, tanpa sadar mereka mengeluarkan jurus-jurus. Melihat jurus aneh yang dikeluarkan para Ketua Biara Shaolin itu, Kaisar Tang memerintahkan bawahannya untuk mencatat jurus-jurus yang diperagakan para Ketua Biara Shaolin tersebut.

Setelah para Ketua Biara Shaolin sadar dari mabuk, Kaisar Tang menyerahkan catatan jurus itu kepada Ketua Biara Shaolin. Catatan jurus itu kemudian diolah, menjadi Kitab Jurus Mabuk Shaolin.

Pada waktu itu, Jurus Mabuk Shaolin belum diajarkan dan hanya disimpan sebagai catatan literatur saja.

Tahun 960, terjadi insiden di mana seorang Pendekar bernama Liu Qi Zan tanpa sengaja membunuh seorang penduduk sipil. Agar terhindar dari kejaran pihak berwajib, Pendekar Liu mencari perlindungan di Shaolin dan memutuskan untuk menjadi biarawan.

Selama di biara Shaolin, Liu Qi Zan banyak mempelajari kitab-kitab kung fu Shaolin. Salah satu kitab favoritnya adalah Kitab Jurus Mabuk.  Meski sudah menjadi biarawan, tapi Liu Qi Zan masih suka mabuk-mabukan. Satu ketika, para Biarawan menemukan Liu Qi Zan dalam kondisi mabuk berat. Karena melanggar aturan Shaolin, maka Liu Qi Zan diusir dari Shaolin. Ketika para biarawan menggotong Liu Qi Zan keluar dari biara Shaolin, Liu Qi Zan mengamuk dan memukuli para biarawan yang menggotongnya tersebut. Sedikitnya 30 orang Biarawan terluka parah akibat amukan Liu Qi Zan itu.

Melihat gerakan jurus mabuk yang diperagakan Liu Qi Zan adalah jurus yang sangat kuat, maka Ketua Biara Shaolin memutuskan untuk menjadikan Jurus Mabuk sebagai salah satu jurus wajib yang harus diajarkan pada biarawan Shaolin. Dan sejak itulah Jurus Mabuk mulai diajarkan Biara Shaolin. Jurus Mabuk kemudian menjadi salah satu Jurus Andalan Biara Shaolin yang mengalami perkembangan cukup baik di masa pemerintahan Dinasti Song (yang berkuasa 960 – 1279 Sesudah Masehi).

Tahun 970 Sesudah Masehi, Biara Shaolin mengadaptasi Jurus Mabuk menjadi salah satu bagian dari jurus utama mereka yaitu 罗汉 – Luo Han Quan (Jurus Luo Han).  Ada 2 jurus Mabuk Luo Han yang diciptakan, yaitu Luo Han Cui Qian (Jurus Mabuk Luo Han) dan Shaolin Se Ba Luo Han Quan (18 Jurus Luo Han dari Shaolin). Berbeda dengan jurus-jurus Luo Han yang mayoritas dilakukan secara berkelompok, Jurus Mabuk Luo Han hanya dilakukan secara individu dan tidak pernah dilakukan bersama-sama.

Di awal-awal, Jurus Mabuk dilakukan dengan tangan kosong. Tetapi kemudian berkembang di mana Jurus Mabuk dilakukan dengan menggunakan senjata berupa Pedang dan Tongkat. Penggunaan senjata itu kemudian memunculkan Jurus Mabuk Shaolin baru  yang dikenal dengan nama Jurus Pedang Mabuk dan Jurus Tongkat Mabuk.

Pihak kedua yang dianggap sebagai pencipta Jurus Mabuk adalah Pengikut Ajaran Tao (Taoisme). Ajaran Tao diajarkan oleh (Lao Zi)  antara tahun 5 – 4 Sebelum Masehi. Lewat ajarannya yang ditulis di Kitab “Tao Te Ching”, Lao Zi mengajarkan para pengikutnya menjalankan kehidupan yang berkesesuaian dan seimbang dengan alam semesta, mulai dari hidup bersosialisasi dengan masyarakat hingga hidup berpolitik. Berdasarkan ajaran tentang keseimbangan tersebut, para pengikut Lao Zi kemudian mengembangkan sebuah bentuk gerakan olah raga yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan, kebugaran, dan kesehatan tubuh. Gerakan tersebut dikenal dengan sebutan Jurus Mabuk.

Berbeda dengan Jurus Mabuk yang dikembangkan Biara Shaolin, Jurus Mabuk Tao memiliki 8 gerakan yang mengadaptasi Kisah Legenda 8 Dewa Mabuk (Zui Ba Xien). Delapan Jurus Mabuk Tao inilah yang kemudian memberikan inspirasi Sutradara Yuen Ho Ping untuk menciptakan Jurus 8 Dewa Mabuk yang dipakainya di film Drunken Master.

Meski masuk kategori Jurus Beladiri karena memiliki banyak gerakan menyerang, elemen gerakan Jurus Mabuk Tao sebenarnya bukan untuk bertarung, tapi untuk  keperluan olah raga dan berfungsi menjaga kesehatan tubuh. Gerakan Jurus Mabuk Tao ini kemudian berkembang menjadi bagian dasar dari Jurus Tenaga Dalam Qi Gong, Nei Gong, dan Yoga Tao.

Nah, pihak terakhir yang dianggap sebagai Pencipta Jurus Mabuk adalah Su Chi Er atau Pengemis Su. Su Chi Er adalah salah satu pendekar legendaris Guang Dong yang hidup di abad 18. Menurut cerita masyarakat Guang dong, konon Su Chi Er menciptakan Jurus Mabuk saat dia dirundung kesedihan karena kematian ayahnya. Dalam kondisi mabuk berat, Su Chi Er mengeluarkan kesedihannya lewat pukulan-pukulan wushunya.

Tapi di luar dugaan, gerakan wushu yang dikeluarkan adalah gerakan yang tidak menentu sehingga menimbulkan banyak kerusakan. Bahkan orang-orang yang berlalu-lalang di dekat Su Chi Er dan tanpa sengaja terkena pukulan Jurus Mabuk, langsung mengalami luka serius.  

Melihat kuatnya jurus yang dikeluarkannya, Su Chi Er kemudian mengembangkan ilmu Jurus Mabuk tersebut dan menjadikannya sebagai salah satu jurus andalannya.

Di masa kini, Jurus Mabuk bukan lagi jurus ekslusif Biara Shaolin, Pengikut Ajaran Tao, ataupun orang-orang yang pernah berguru pada Su Chi Er. Banyak perguruan kung fu di China yang kini telah mengembangkan Jurus Mabuk gaya mereka sendiri dan mengajarkan jurus tersebut pada masyarakat umum.  Beberapa perguruan kung fu yang cukup terkenal dan memiliki Jurus Mabuk sendiri adalah Padepokan Kung Fu Keluarga Ma, Hung Cia, dan Padepokan Kung Fu Cai Li Fok (蔡李 ) / Fu Cia.

Dengan berkembangnya Teknik Jurus Mabuk, variasi jurusnya pun makin banyak. Meski mengajarkan Jurus Mabuk, semua perguruan kungfu tidak pernah mengajarkan para muridnya untuk mengeluarkan jurus tersebut dalam keadaan mabuk. Jadi jika ada Pendengar yang ingin berlatih Jurus Mabuk, jangan berlatih sambil mabuk-mabukan minuman keras ya...

No comments:

Post a Comment