Disiarkan : 26 November 2016
Biara Shaolin merupakan biara yang terletak di wilayah Teng Feng, Propinsi Henan.Karena lokasinya berada di dalam hutan Gunung Shao She, maka Biara tersebut dinamakan Biara Shaolin atau Shao Lin She (Hutan Gunung Shao She). Gunung Shao She sendiri merupakan 1 dari 7 Puncak Gunung Song (嵩山 - Son Shan) dan berada di ketinggian 1,500 meter di atas permukaan laut.
Dalam catatan kuno yang ditulis pada tahun 645 Sebelum Masehi oleh
seorang Biarawan Shaolin bernama Daoxuan, Biara Shaolin dibangun di Sebelah
Utara Gunung Shao She, di puncak Gunung Song. Pendiri Biara tersebut adalah
Kaisar Xiaowen dari Dinasti Wei Utara pada tahun 477 Sebelum Masehi.
Tujuan pembangunan Biara Shaolin adalah untuk menjadikannya sebagai
tempat meditasi, memperdalam pengetahuan agama, serta sebagai tempat latihan
bela diri. Ada pun ilmu bela diri pertama yang diajarkan di Biara Shaolin
adalah ilmu pernafasan Qi Gong yang mana
ilmu tersebut tertuang di dalam Kitab Jurus Bela Diri Shaolin bernama Yi Jin
Jing (易筋经 ) atau Kitab Pembentukan Otot.
Biara Shaolin dibangun di atas tanah seluas 57,600 meter persegi. Biara
ini memiliki 7 Ruang utama, 7 ruang yang melingkari ruang utama, serta beberapa
halaman di sekitar ruang.
Sejak didirikan, Biara Shaolin sudah berkali-kali mengalami
pengrusakan, bahkan berkali-kali dihancurkan oleh pihak-pihak yang tidak
menyukai keberadaan Biara Shaolin. Kejadian penghancuran Biara Shaolin paling
terkenal adalah kejadian yang terjadi antara tahun 1351 – 1356 yang dilakukan
oleh Sekte Lotus Putih. Pada masa itu, Sekte Lotus Putih bekerja sama dengan
Pasuka Turban Merah dari Mongol melakukan perlawanan terhadap Dinasti Yuan.
Perlawanan mereka tersebut dikenal dengan sebutan Pemberontakan Turban Merah (紅巾起義 – Hong Jin Qi Yi).
Selain menyerang Kerajaan Yuan, Sekte Lotus Putih pun menyerang Biara
Shaolin yang merupakan biara yang berada di bawah perlindungan Kaisar. Akibat
serangan itu, Biara Shaolin hancur dan para biarawan melarikan diri. Biara
Shaolin pun menjadi puing dan tidak pernah diurus hingga tahun 1359. Pemerintah
yang kala itu telah berhasil meredam aksi pemberontakan Turban Merah dan Sekte
Lotus Putih, kemudian merestorasi Biara Shaolin.
Pada tahun 1641, Biara Shaolin kembali mengalami pengrusakan yang
dilakukan oleh Pemberontak bernama Li Zi Cheng. Kala itu, Li Zi Cheng memaksa
Biarawan Shaolin untuk membantunya memberontak terhadap Dinasti Ming. Namun
karena Biarawan Shaolin menolak ikut campur dalam urusan Politik, Li Zi Cheng
akhirnya membakar Biara Shaolin. Karena kondisinya yang sudah setengah hancur,
Biara Shaolin kemudian ditinggalkan oleh para Biarawan. Biara tersebut baru
direstorasi pada awal abad ke-18 saat Dinasti Qing memerintah.
Antara tahun 1647 – 1732, Biara Shaolin kembali mengalami
pengrusakan. Di bawah Pemerintahan Raja
Shunzhi, pada tahun 1647, Biara Shaolin dihancurkan karena Raja mencurigai
Biara Shaolin menyembunyikan Pemberontak dan Pendukung Pemerintahan Qing. Hal yang
sama juga dilakukan oleh Kaisar Kangxi yang antara tahun 1674 – 1714 melakukan
pembakaran Biara Shaolin karena menganggap biara tersebut melindungi kaum
pemberontak. Dan antara tahun 1728 – 1732, Kaisar Yong Zheng kembali melakukan
pengrusakan pada Biara Shaolin karena alasan yang sama.
Akibat pengrusakan Biara Shaolin tersebut, banyak Biarawan yang
melarikan diri ke seluruh wilayah Tiongkok. Dalam pelariannya, Biarawan
tersebut mengajarkan ilmu bela diri Kungfu Shao Lin pada masyarakat. Itulah
sebabnya mengapa di kemudian hari ilmu bela diri Shaolin tersebar di seluruh
wilayah Tiongkok. Penyebaran ilmu bela diri Kungfu Biara Shaolin inilah yang
kemudian digunakan sebagai dasar cerita film-film Kungfu atau Wuxia di era
1970- 1980an.
Pada tanggal 21 Januari 1982, sebuah film bergenre wuxia berjudul
Shaolin Temple dirilis. Film tersebut disutradarai Chang Hsin Yen dan diperani
oleh Jet Li, Ding Lan, Yu Hai, Hu Jiang Qiang, Liu Huai Liang, dan Wang Jue.
Film ini merupakan film produksi Chung Yuen Motion Picture Company – Hong Kong,
dan menjadi film Hong Kong pertama yang proses shooting-nya dilakukan di
Tiongkok.
Film ini merupakan film wuxia terlaris di masa itu.Selain itu, film
Shaolin Temple menjadi film yang mengawali tren film-film bertema Shaolin yang
banyak beredar di era 1980an.
Hal paling menarik dari film ini adalah semua adegan perkelahian yang
ditampilkan di film ini sepenuhnya menggunakan jurus-jurus asli Shaolin. Jurus
yang ditampilkan dalam film ini pun semuanya menggunakan gerakan alami, nyaris
tanpa koreografi perkelahian seperti film-film kungfu pada umumnya, dan nyaris
tanpa bantuan efek khusus sedikitpun. Semua aksi bela diri yang ditampilkan
dalam film ini benar-benar menggunakan gerakan otentik jurus Biara Shaolin.
KISAH
PENDEKAR
Pada masa Dinasti Su, seorang Jendral Wang Ren Ce mendapat tugas dari
Kaisar untuk mengumpulkan upeti bagi Kaisar di wilayah Tung Tu. Namun bukannya
mengumpulkan upeti untuk Kaisar, Wang Ren Ce justru mengangkat dirinya sebagai
Raja Penguasa Wilayah tersebut. Bersama para bawahan setianya yang kesemuanya
berilmu bela diri tinggi, mereka
memerintah Tung Tu dengan sangat kejam. Rakyat di sana dijadikan budak
untuk kepentingan dirinya.
Tindakan buruk Jendral Wang sampai ke telinga Kaisar Li Shi Ming,
sehingga Kaisar pun diam-diam turun langsung untuk memastikan kebenaran berita
yang didengarnya tersebut.
Sementara itu, Chang Si – seorang Pendekar Tung Tu yang berjuluk Si
Kaki Besi – memimpin beberapa penduduk yang menguasai kungfu untuk memberontak
terhadap Jendral Wang Ren Ce. Namun mereka kalah jumlah melawan pasukan Jendral
Wang Ren Ce, sehingga banyak yang akhirnya tertangkap dan di penjara.Selain
Chang Si, anaknya bernama Xiao Hu yang
ikut dalam pemberontakan tersebut, ikut tertangkap.
Jendral Wang Ren Ce kemudian ingin memanfaatkan Chang Si dan
pengikutnya untuk melawan Kaisar Li Shi Ming. Namun saat mereka dibawa
menghadap Jendral Wang Ren Ce, Chang Si dan Xiao Hu melakukan perlawanan kepada
Raja Wang Ren Ce dan bawahannya. Terjadilah pertarungan di antara mereka.
Dalam pertarungan itu, Jendral Wang Ren Ce nyaris membunuh Xiao Hu.
Tetapi Chang Si berhasil menghalau Jendral Wang Ren Ce membunuh anaknya. Akibatnya Chang
Si-lah yang kemudian terbunuh. Xiao Hu sendiri berhasil melarikan diri.
Dalam pelariannya, dia berhasil tiba di Biara Shaolin yang terletak di
Lembah Song Shan. Saat melihat dirinya yang dalam kondisi terluka parah dan
kritis, salah seorang Bhiksu Senior di Biara Shaolin menolak menerima Xiao Hu
dan meminta para murid Shaolin untuk membuang Xiao Hu keluar dari Shaolin.
Tetapi para murid Shaolin bersikeras ingin merawat Xiao Hu yang terluka itu,
sehingga akhirnya dia pun diizinkan untuk tinggal di dalam Biara.
Setelah sembuh dari lukanya, Xiao Hu memutuskan untuk tinggal di Biara
Shaolin sementara waktu. Dia kemudian belajar kebiasaan para biarawan Shaolin,
seperti mengambil air dari sungai yang cukup jauh lalu membawa air tersebut
dengan kedua tangan yang terangkat ke samping. Selain itu, diam-diam Xiao Hu
mengintip para murid Shaolin berlatih ilmu bela diri. Dia sangat terkesan
dengan kemampuan para murid Shaolin berlatih ilmu bela diri.
Satu ketika, Xiao Hu tanpa sengaja membunuh anjing peliharaan seorang
gadis penggembala kambing bernama Nona Pak. Mengetahui anjing peliharaannya
dibunuh, Nona Pak sangat marah kemudian memukuli Xiao Hu. Belakangan Xiao Hu
mengetahui kalau Nona Pak adalah anak dari salah seorang Senior Pelatih Kungfu
Shaolin. Sebelum menjadi murid Shaolin, Senior Pelatih Kungfu itu adalah rakyat
jelata yang keluarganya dihabisi oleh pengikut Wang Ren Ce. Hanya anak
perempuan satu-satunya yang bisa diselamatkannya. Karena Biara Shaolin tidak
mengizinkan wanita tinggal di sana, maka dia menitipkan anaknya di rumah sebuah
keluarga petani yang tinggal tidak jauh dari Biara Shaolin.
Mengetahui dirinya punya nasib yang sama dengan Senior Pelatih Kungfu
Shaolin, Xiao Hu pun meminta agar dia diajari Kung Fu Shaolin agar bisa
membalas dendam pada Wang Ren Ce dan pasukannya. Tetapi permintaannya tersebut
ditolak karena Kung Fu Shaolin digunakan untuk perlindungan dan melindungi
orang lain, bukan digunakan untuk membalas dendam. Selain itu, Xiao Hu bukanlah
murid Shaolin sehingga tidak bisa diajari Kungfu Shaolin.
Tapi Xiao Hu memaksa untuk menjadi murid Shaolin, sehingga akhirnya dia
diterima. Saat mengambil sumpah menjadi murid Shaolin, salah satu aturan
Shaolin yang harus ditaati Xiao Hu adalah dia tidak boleh membunuh. Ketika
Aturan itu dibacakan, Xiao Hu tampak ragu untuk mengiyakan. Hal ini membuat
para Ketua Shaolin meragukan itikad Xiao Hu menjadi murid Shaolin. Salah
seorang Ketua Shaolin meminta agar Xiao Hu diusir dari Shaolin karena punya
niat tidak baik untuk bergabung dengan Biara Shaolin. Namun Ketua Shaolin yang
lain tidak setuju. Dia yakin Xiao Hu mau belajar dan akan menjadi murid Shaolin
yang bisa diandalkan. Karena itu, Xiao Hu diterima menjadi Murid Shaolin dan
namanya diganti menjadi Chue Yen.
Selama tiga bulan menjadi murid Biara Shaolin, Chue Yen hanya disuruh
membawa air dari sungai ke biara, memotong kayu, dan berdiri memandangi
orang-orang berlatih kung fu. Hal ini membuat Chue Yen merasa kecewa dan marah.
Dia mengadu pada Senior Pelatih Kungfu Shaolin, kapan dia diajari jurus-jurus
Shaolin. Senior Pelatih Kungfu menasihati Chue Yen bahwa untuk berlatih kungfu
butuh waktu bertahun-tahun. Apa yang dilakukan Chue Yen merupakan latihan dasar
yang kesemuanya merupakan fondasi baginya untuk berlatih jurus-jurus Shaolin.
Senior kemudian menunjukkan kepada Chue Yen para senior yang berlatih
kuda-kuda di mana lantai pijakan mereka amblas beberapa sentimeter. Senior
menjelaskan bahwa untuk bisa membuat lantai pijakan amblas seperti itu, dibutuhkan waktu lebih dari lima tahun
berlatih kungfu. Senior menjelaskan bahwa berlatih kungfu berarti berlatih
kesabaran. Tanpa kesabaran dan kemauan untuk berlatih keras, tidak mungkin bisa
menguasai kungfu.
Setelah beberapa tahun tinggal di Shaolin, kemampuan Kungfu Chue Yen
meningkat. Dia sudah mulai menguasai beberapa ilmu kungfu Shaolin. Sayangnya,
dalam sebuah latihan bertarung dengan rekan sesama murid Shaolin, secara tidak
sengaja Chue Yen nyaris membunuh rekannya tersebut. Ketua Biara Shaolin melihat
tindakan Chue Yen dan menegurnya. Dia mengatakan bahwa Jurus Shaolin digunakan
untuk membela diri dan orang lain, bukan untuk
membunuh. Karena Chue Yen masih memiliki perasaan dendam dan keinginan
untuk membunuh, maka dia dihukum tidak boleh berlatih kungfu selama tiga hari
dan hanya boleh bekerja di dapur.
Hukuman ini membuat Chue Yen sangat marah, dan lagi-lagi dia nyaris
mencelakai rekan sesama murid Shaolin
yang ada di dapur. Chue Yen merasa diperlakukan tidak adil. Menurutnya, buat
apa berlatih kungfu kalau tidak boleh membalas dendam pada orang yang telah
membunuh orang tuanya? Dia kemudian dinasehati teman-temannya, bahwa menjadi
murid Shaolin bukan untuk membunuh orang, tetapi mengamalkan kemampuan yang
mereka miliki untuk kebaikan orang lain.
Chue Yen tidak terima. Karena itu dia memutuskan untuk keluar dan
meninggalkan Biara Shaolin.
Beberapa saat setelah Chue Yen meninggalkan Biara Shaolin, para
pengikut Jendral Wang Ren Ce mendatangi desa yang terletak dekat Shaolin dan
membuat kekacauan di sana. Mereka kemudian berusaha menculik Nona Pak yang saat
itu sedang mengembalakan kambingnya. Nona Pak melakukan perlawanan. Tetapi
karena jumlah pasukan Wang Ren Ce sangat banyak, akhirnya Nona Pak pun berhasil
mereka tangkap.
Rupanya Nona Pak ditangkap agar bisa dijadikan selir bagi Jendral Wang
Ren Ce. Untungnya, saat Nona Pak
ditangkap, Chue Yen sempat memergokinya. Dia kemudian mengikuti orang-orang
yang menculik Nona Pak. Setelah mengetahui tempatnya, Chue Yen pun segera
menyerbu masuk ke dalam tempat Nona Pak ditangkap.
Saat Chue Yen berusaha melepaskan Nona Pak, dia bertemu Jendral Wang
Ren Ce yang sedang mabuk, Jendral Wang yang ahli bertarung mengeluarkan Jurus
Pedang Mabuk dan sempat membuat Chue Yen kewalahan. Chue Yen pun menyeimbangi
jurus Jendral Wang dengan menggunakan Jurus Tongkat Mabuk.
Pertarungan mereka pun menjadi
seimbang. Meski demikian, Chue Yen tetap tidak bisa mengimbangi kemampuan
Jendral Wang. Apalagi setelah pasukan Jendral Wang datang mengepung, Chue Yen
benar-benar terjepit. Dia kemudian menyelamatkan Nona Pak dan mereka
bersama-sama melarikan diri.
Beruntung saat pasukan Jendral Wang mengejak Chue Yen dan Nona Pak, Kaisar
Li Shi Ming datang dan mengalihkan perhatian pasukan Jendral Wang. Chue Yen dan
Nona Pak pun berhasil selamat dan bersembunyi di tempat aman. Di tempat
persembunyian mereka, Nona Pak menasihati Chue Yen agar kembali ke Shaolin
karena di sana lebih aman. Karena Chue Yen pun memutuskan untuk kembali ke
Shaolin.
Saat kembali ke Shaolin, Chue Yen dinasihati Senior Pelatih Kungfu,
bahwa berlatih kungfu butuh ketekunan dan tidak bisa langsung jadi. Butuh bertahun-tahun lamanya untuk bisa
menguasai sebuah ilmu. Karena itu, Chue Yen diharapkan untuk lebih rajin lagi
berlatih kungfu agar dapat menguasai ilmu itu dengan baik. Sejak itulah Chue
Yen pun makin rajin berlatih dan menyempurnakan ilmu-ilmu kungfu Shaolin yang
diterimanya.
Sementara itu, keberadaan Kaisar Li Shi Ming sudah diketahui oleh
pasukan Jendral Wang. Saat Kaisar Li sedang sendirian, pasukan Jendral Wang
menjebaknya. Beruntung Chue Yen berada tidak jauh sehingga dia dapat menolong Kaisar
Li. Namun karena jumlah pasukan Jendral Wang sangat banyak, Chue Yen pun
membawa Kaisar Li pergi. Jendral Wang dan pasukannya mengejar Chue Yen dan Kaisar
Li.
Dalam
pelariannya menyelamatkan Kaisar Li, Chue Yen kemudian bersembunyi di komplek
Makam Para Leluhur Shaolin. Ketika Jendral Wang berusaha memasuki Makam
tersebut, mereka dihadang oleh para murid Shaolin. Karena tidak diizinkan
masuk, Jendral Wang marah dan mengajak para murid Shaolin bertarung. Sebelum
pertarungan terjadi, Ketua Shaolin merelai mereka. Jendral Wang kemudian
mengancam Ketua Shaolin agar mengizinkan dia masuk, atau dia akan
mengobrak-abrik makam itu.
Ketua Shaolin pun terpaksa mengizinkan pasukan Jendral Wang memasuki
komplek makam itu, asalkan mereka tidak merusak makam.
Chue Yen dan Kaisar Li berhasil mengelabui pasukan Jendral Wang,
sehingga mereka mengejar ke arah yang salah. Chue Yen kemudian membawa Kaisar
Li bersembunyi di sebuah gua. Karena
semua pasukan Jendral Wang sedang mencari dirinya, Kaisar Li meminta bantuan
Chue Yen untuk membantunya keluar dari wilayah Tung Tu agar dia bisa melaporkan
kepada Raja apa yang dilakukan Jendral Wang terhadap dirinya.
Agar bisa menyusupkan Kaisar Li keluar, maka Chue Yen meminta bantuan
Nona Pak untuk memuluskan rencananya. Nona Pak berpura-pura menjadi pengantin
wanita dan Chue Yen sebagai Pengantin Pria.
Sementara Kaisar Li sebagai Mak Comblang yang mengantar mereka pulang ke
desa.
Di dekat perbatasan, pasukan Jendral Wang mengenali mereka, sehingga
Chue Yen dan Kaisar Li pun diserang. Kaisar Li terluka akibat terpanah. Chue
Yen segera turun bertarung melawan pasukan Jendral Wang, sedangkan Nona Pak
membawa Kaisar Li yang terluka melewati perbatasan.
Ketika Chue Yen sudah terdesak, tiba-tiba datanglah Senior Pelatih Kung
Fu Shaolin bersama dengan para saudara seperguruan Chue Yen. Mereka segera
menolong Chue Yen melawan pasukan Jendral Wang. Setelah berhasil mengalahkan
pasukan Jendral Wang, Senior Pelatih Kung Fu memarahi Chue Yen karena ikut campur
dalam urusan orang lain yang menyeret nama Shaolin. Karena dapat
membahayakan
Shaolin, Senior mengusir Chue Yen dan menyuruhnya tidak kembali lagi ke
Shaolin.
Chue Yen mengakui kalau gara-gara dirinya, maka kini Shaolin bermasalah
dengan Jendral Wang. Karena itu, Chue Yen datang kembali ke Shaolin dan ingin
memikul tanggung jawab atas kesalahan yang dia buat. Namun Senior tidak
mengizinkannya, dan mengusir Chue Yen.
Sementara itu, Jendral Wang mendatangi Biara Shaolin dan menuntut dalma
3 hari Shaolin harus menyerahkan Chue Yen dan Kaisar Li padanya. Jika tidak,
maka Jendral Wang akan menghancurkan Shaolin.
Karena Shaolin tidak bisa menyerahkan Kaisar Li, maka Jendral Wang
segera menyerang Biara Shaolin. Tetapi sebelum Jendral Wang menyerang dan
membakar Shaolin, Ketua Biara Shaolin meminta Jendral Wang untuk mengampuni
Shaolin dan dia rela mengorbankan dirinya demi menyelamatkan Shaolin.
Ketua Shaolin pun kemudian dibakar oleh Jendral Wang. Tetapi rupanya
Jendral Wang tidak berniat mengampuni Biara Shaolin. Dia pun berniat membunuhi
para Pimpinan dan para Murid Shaolin. Sebelum niatnya terlaksana, murid Shaolin
melakukan perlawanan. Maka pertarungan
antara Murid Shaolin dan Pasukan Jendral Wang pun tidak terelakkan.
Di saat genting, Kaisar Li dan pasukannya datang untuk menolong
Shaolin. Akhirnya pasukan Jendral Wang pun bisa ditumpas, dan Shaolin pun
selamat dari kehancuran.
Pelajaran moral
yang ingin diajarkan dari film Shaolin Temple adalah : Dibutuhkan kesabaran dan
ketekunan untuk bisa menguasai sebuah keahlian.
Dalam film
tersebut, digambarkan bagaimana Chue Yen sangat tidak sabar untuk bisa menguasai
semua jurus Shaolin. Padahal untuk bisa menguasai ilmu Shaolin, dibutuhkan
fondasi yang kuat, berupa latihan-latihan dasar, mulai dari kuda-kuda,
pernafasan, serta kelincahan bergerak. Dan untuk menguasai latihan dasar itu,
dibutuhkan waktu bertahun-tahun lamanya, sebelum seseorang berlatih jurus-jurus
Shaolin yang sebenarnya.
Apa yang
digambarkan dalam film tersebut juga merupakan cerminan kondisi masyarakat saat
ini, terutama sekali para Pemuda Masa Kini. Mereka ingin semua hal serba instan
: Pendidikan yang instan, Gelar Sekolah Instan, Pekerjaan Instan, hingga naik
Jabatan instan (yang biasa mereka lakukan lewat koneksi orang tua, maupun
membayar sejumlah uang tertentu kepada pihak-pihak yang dianggap bisa
mendongkrak karir mereka). Padahal mereka lupa, bahwa dibutuhkan fondasi yang
kuat untuk meraih kesuksesan. Fondasi itu antara lain : Ilmu Pengetahuan yang
baik, pengalaman, dan latihan tanpa henti. Semua hal itu diperoleh dari kerja
keras, ditambah niat untuk maju dan usaha tanpa henti. Tanpa fondasi tersebut,
karir yang kita bangun akan mudah hancur karena tidak didukung dengan
kemampuan, pengetahuan, pengalaman, niat, dan usaha pantang menyerah.
Belajar dengan
tekun, belajar yang benar, belajar dengan giat. Dengan demikian apa yang kita
pelajari akan membuat kita memahami mana yang benar, mana yang salah. Pengetahuan
yang benar akan membuat kita tumbuh menjadi Calon Pemimpin yang Jujur, Arif,
dan Bijaksana. Proses belajar tidak hanya terjadi di sekolah, tetapi juga di
mana pun kita berada. Belajar dengan
tekun tanpa henti akan menguatkankan fondasi kita agar dapat menjadi Calon
Pemimpin yang handal dan kuat di kelak kemudian hari.
Janganlah
mengambil jalan instan untuk mengejar karir dan kesuksesan, karena tidak pernah
ada jalan cepat menuju sukses. Kesuksesan hanya dapat diraih lewat kerja keras
dan semangat belajar terus-menerus tanpa henti.
FAKTA SANG PENDEKAR
1.
Film Shaolin Temple merupakan film pertama Jet
Li di mana dia langsung dipercaya untuk menjadi pemeran utama.
Jet Li lahir dengan nama Li Lien Cie di
Beijing pada tanggal 26 April 1963. Saat baru berusia 2 tahun, ayahnya
meninggal, sehingga Ibunya harus bekerja keras untuk menghidupi Li Lien Cie dan
empat orang saudaranya (dua putra dan dua putri). Sejak kecil, Li Lien Cie
sudah menyukai bela diri. Karena itu, di usia 8 tahun, dia sudah mulai berlatih
wushu di Kelompok Beijing Wushu, di bawah asuhan Pelatih Li Jun Feng dan Wu
Bin. Kedua pelatih itu punya jasa yang sangat besar, baik pada keluarga maupun
karir Wushu Li Lien Cie, karena mereka sering memberikan bantuan finansial
kepada keluarga Li Lien Cie.
Li Lien Cie menjadi bintang sensasional di
Tiongkok karena di usia 12 tahun, dia meraih Medali Emas Pertamanya dalam
Kejuaran Wushu China. Li Lien Cie menjadi atlet Tiongkok termuda yang meraih
Medali Emas di Kejuaraan tersebut.
Jurus Wushu yang dipelajari Li Lien Cie
adalah Wushu aliran Shaolin Utara, dan jurus wushu yang dikuasai Li Lien Cie
adalah Chang Quan (Jurus Panjang) dan Fan Ce Quan (Jurus Arus Putar). Selain
itu, Li Lien Cie juga menguasai beberapa jurus asli Shaolin Utara, sepeti Thai
Chi Quan (Jurus Taichi), Shaolin Zui Qian (Jurus Mabuk Shaolin), dan Ying Zhao Quan (Jurus Cakar Elang).
Atas prestasi dan kemampuannya, Li Lien Cie
kemudian mendapat ajakan untuk bermain di film Shaolin Temple pada tahun 1982.
Film itu sukses dan langsung membuat namanya dikenal dunia.
Ketika melakukan promosi film The Shaolin
Temple di Filipina pada tahun 1982, pihak promotor Filipina mengalami kesulitan
melafalkan namanya. Dengan pertimbangan karir Li Lien Cie yang melesat sangat
cepat, maka promotor Filipina kemudian menggunakan nama “Jet Li” sebagai Nama
Artis Li Lien Cie untuk promosi film Shaolin Temple di Filipina. Nama itu
secara kebetulan juga merupakan julukan Li Lien Cie di lingkungan
teman-temannya. Li Lien Cie mendapat julukan
“Jet” lantaran gerakan wushu yang dilakukannya sangat cepat.
Sejak itulah Li Lien Cie kemudian
menggunakan nama Jet Li untuk setiap film yang diperaninya.
Sebagai informasi, meski Jet Li didapuk
sebagai Pemeran Utama di film Shaolin Temple, namun gaji yang didapatnya selama
bermain di film itu sangat minim. Menurut
IMDB.com, Jet Li hanya dibayar RMB 1 (setara Rp 2,000) perhari
shooting.
2.
Film Shaolin Temple menjadi film yang sangat
sukses, dan kemudian memunculkan Tren Film Kungfu bertemakan Biara Shaolin di
era 1980-an. Meski merupakan film yang memulai tren, Shaolin Temple bukanlah
film pertama yang mengangkat cerita tentang
Biara Shaolin.
Film Five Shaolin Masters adalah film
kungfu pertama yang mengangkat cerita tentang Biara Shaolin. Film ini dirilis pertama kali tanggal 25
Desember 1974. Distradarai oleh Chang Cheh dan diproduseri Run Run Shaw dari
Shaw Brothers Studio, film ini diperani aktor Hong Kong ternama di era 1970-an,
seperti David Chiang, Ti Lung, Fu Sheng, Meng Fei, dan Wang Lung Wei. Film ini
mengusahkan tentang 5 orang Pendekar
Shaolin yang berjuang melawan Pasukan Qing yang berencana membumi-hanguskan
Biara Shaolin karena dianggap memberontak kepada Pemerintah dan melindungi
pemberontak.
Film tersebut sangat sukses sehingga 2
tahun kemudian (1976), film tersebut dibuat prekuelnya berjudul Shalon Temple.
Masih disutradarai Cheng Cheh dan diperani David Chiang, Ti Lung, dan Fu Sheng,
film tersebut mengisahkan kejadian beberapa tahun sebelum kejadian di film Five
Shaolin Masters.
Pasca kesuksesan film Shaolin Temple
(1976), Shaw Brothers masih merilis
beberapa film lain yang bertemakan Biara Shaolin, seperti The Shaolin Avengers
(1976), The 36th Chamber of Shaolin, Executioners from Shaolin (1976), dan 2
Champions of Shaolin (1981). Meski demikian, film bertemakan Biara Shaolin baru benar-benar
menjadi tren di tahun 1980-an, pasca kesuksesan film Shaolin Temple yang diperani
Jet Li. Di tahun 1980an, sedikitnya ada 10 – 20 film dirilis dalam setahun yang
bertemakan Biara Shaolin. Beberapa di antaranya yang cukup populer : Kids from
Shaolin (1982), Shaolin Prince (1982), Shaolin vs Ninja (1983), Shaolin vs
Wutang (1983), Shaolin vs Lama (1983), Shaolin vs Ninja (1985), Diciples of
36th Chamber (1985), Martial Arts of Shaolin (1988), dan lain-lain.
3.
Meski banyak orang berpendapat kalau Biara
Shaolin adalah pusat segala ilmu bela diri yang ada di Tiongkok, tetapi
faktanya tidak benar. Memang dalam Sejarah, disebutkan Biara Shaolin
berpartisipasi dalam Perang dan menjadi bagian dari berdirinya Dinasti Tang
(618 – 907 Sesudah Masehi). Tetapi tahukah Pendengar kalau ketika pertama kali
dibangun pada abad 477 Sesudah Masehi, para Biarawan di Biara Shaolin sama
sekali tidak bisa ilmu bela diri. Kalau pun mereka kemudian ikut perang, mereka
berperang hanya menggunakan senjata seadanya dan tanpa kemampuan bela diri
sedikit pun.
Para Sejarawan mempercayai kalau Biara
Shaolin baru melatih para biarawannya ilmu bela diri di awal abad 12. Hal ini
berdasarkan catatan Biara Shaolin sendiri, di mana dalam catatan itu disebutkan
kalau latihan pertarungan tangan kosong telah menjadi salah satu pelajaran dan
latihan rutin yang diajarkan di Biara Shaolin pada abad 16.
Sementara itu, sejarah perkembangan kungfu dapat ditelusuri dari Kitab Musim Semi dan
Musim Gugur (春秋 – Chun Qiu ) yang ditulis antara abad
800 – 500 Sebelum Masehi. Isi kitab yang kebanyakan merupakan saripati ajaran
Confusius dan Mencius itu menjadi akar filosofi Kungfu yang diajarkan hari ini.
Berdasarkan penjelasan pada kitab tersebut, kita dapat menarik kesimpulan bahwa
jurus-jurus Kungfu sebenarnya sudah diajarkan jauh sebelum Biara Shaolin ada,
dan saat Biara Shaolin sudah ada, bela
diri kungfu sudah menjadi hal yang sangat umum di Tiongkok.
4.
Di Segmen sebelumnya, YANG GUO sempat
menyinggung tentang adanya pembagian antara jurus Shaolin Utara dan
Selatan. Bagi orang awam, tentu bingung,
Shaolin manakah yang disebut Shaolin Utara dan yang mana merupakan Shaolin
Selatan? Nah, Shaolin Utara adalah Biara
Shaolin yang berada di Teng Feng, Henan.
Sedangkan lokasi Shaolin Selatan (南少林 – Nan Shao Lin ), hingga hari ini masih menjadi perdebatan
banyak ahli. Hal ini dikarenakan
keberadaannya sudah tidak ditemukan lagi karena telah rata dengan tanah.
Meski demikian, dokumen-dokumen tentang keberadaannya banyak tersebar di
catatan sejarah kuno Tiongkok. Jadi, meski sebagian orang mengganggap
keberadaan Shaolin Selatan hanya mitos, namun dengan adanya informasi pada
dokumen-dokumen tersebut, maka dapat dipastikan Shaolin Selatan benar-benar
ada. Tapi di mana lokasi sebenarnya?
Mengapa Shaolin Selatan bisa tidak diketahui keberadaannya?
Sejarawan asal Belanda yang mengajar
Sejarah China di University of Oxford bernama Professor Barend J. Ter Haar berpendapat,
Biara Shaolin di Selatan diperkirakan terletak di daerah paling selatan dari
wilayah China (kemungkinan di antara Fujian, Guangdong, dan Guangxi). Shaolin
Selatan diperkirakan mengalami kehancuran sekitar abad 18 Masehi karena dibakar
oleh gerombolan Triad.
Pendapat Profesor Barend J Ter Haar tadi
dipertegas oleh buku Martial Arts of the World : Regions and Individual Arts yang
menyebutkan kalau Shaolin Selatan kemungkinan besar berada di Propinsi Fujian
yang berada di daerah Selatan Tiongkok.
Dan memang ada catatan yang menyebutkan kalau antara abad 18 – 19, Shaolin
Selatan pernah bertikai dengan Kelompok Triad Langit dan Bumi (Thien Ti Hei She
Hui). Pertikaian ini berujung pada penyerangan kelompok itu ke Biara Shaolin,
menyebabkan Biara Shaolin Selatan rata dengan tanah.
Meski keberadaannya sudah tidak ditemukan
lagi, tetapi peninggalan Shaoliin Selatan masih bisa ditemukan. Salah satunya
adalah jurus-jurus terkenal Shaolin Selatan yang hingga kini masih diajarkan
turun-temurun. Dua yang paling terkenal adalah Jurus Hung Cia (dipopulerkan
oleh Huang Fei Hung) dan Wing Chun (dipopulerkan oleh Ip Man) yang hingga hari
ini masih diajarkan dan terus menelurkan banyak penerus yang melestarikan
jurus-jurus tersebut.
5.
Fakta menarik berikutnya adalah tentang adanya
hubungan antara Star Wars dengan Biara Shaolin. Ya, meski kelihatannya tidak
berhubungan, tapi sebenarnya ada hubungan antara film box-office Hollywood
tersebut dengan Biara Shaolin.
Menurut Kreator, Penulis, sekaligus
Sutradara film Star Wars George Lucas, Biara Shaolin merupakan inspirasi utama dari
Kisah Ksatria Jedi yang diciptakan George Lucas. Konsep tentang “The Force”
yang diusung di film Star Wars sebenarnya mengambil konsep dari ilmu tenaga
dalam Shaolin bernama “CHI”. “Chi” merupakan pelatihan pengendalian kekuatan
fisik yang diterapkan para Biarawan Shaolin yang membuat mereka memiliki
kekuatan luar biasa. Dengan mengendalikan Chi, maka seorang Biarawan Shaolin
dapat mengendalikan tubuhnya untuk dapat menahan sakit, menjadi kuat seperti
batu, bahkan membengkoknya benda-benda padat.
Selain itu, terdapat kesamaan cerita antara
latar belakang pembentukan Kelompok Jedi dengan sejarah Biara Shaolin. Dalam film
Star Wars, dikisahkan Kaisar Palpatine berusaha melenyapkan Kelompok Ksatria
Jedi. Bahkan dalam Star Wars Episode 3 :
Revenge of the Sith, dikisahkan kalau Kaisar Palpatine telah menguasai Anakin
Skywalker dan memerintahkannya untuk menghancurkan Biara Jedi dan membunuhi
para Jedi muda di sana.
Ide cerita ini sebenarnya diambil George
Lucas dari kejadian yang dialami Biara Shaolin pada masa pemerintahan Dinasty
Qing di mana beberapa kali Kaisar Qing berusaha menghancurkan Biara Shaolin
karena dituduh melindungi para pemberontak Anti Qing. Antara tahun 1647 – 1732,
Biara Shaolin mengalami gempuran dari para Kaisar Keturunan Dinasti Qing (beberapa
yang terkenal adalah Kaisar Shunzhi, Kaisar Kangzi, dan Kaisar Yong Zheng).
Serangan pasukan kerajaan sempat menghancurkan beberapa bagian Biara
Shaolin. Selain menghancurkan sebagian
biara, pasukan kerajaan juga melakukan pembunuhan terhadap para murid Shaolin,
terutama sekali yang masih muda dan anak-anak.
6.
Film bertemakan Biara Shaolin paling anyar
dirilis tanggal 19 Januari 2011. Film berjudul Shaolin (The New Shaolin Temple)
tersebut disutradarai Benny Chan dengan pemeran Andy Lau, Jackie Chan, Nicholas
Tse, Fang Bing Bing dan Wu Jing. Meski disebut sebagai remake dari film Shaolin
Temple produksi tahun 1982, tetapi sebenarnya alur film ini memiliki perbedaan
yang cukup signifikan. Film ini mengetengahkan tentang seorang Tuan Tanah
bernama Huo Jie (diperani Andy Lau) yang pada awalnya menghina Biarawan Shaolin,
namun kemudian bertobat dan menjadi Biarawan setelah dia dihianati dan anaknya
nyaris tewas.
Uniknya, di film Shaolin, peran Jackie Chan
terbilang sangat minim dan kehadirannya nyaris tidak mempengaruhi alur cerita
film. Meski demikian, Pendengar masih bisa melihat aksi bela diri kocak Jackie
Chan yang biasa menjadi ciri-khasnya, terutama saat dia menghadapi lawan dengan
menggunakan sapu lidi.
Di film tersebut, Andy Lau menyanyikan theme
song film tersebut berjudul 悟 (Wu )
yang berarti “Pencerahan” atau “Pertobatan”.
Musik dibuat oleh Komposer Zhao Qin, sedangkan lirik lagunya ditulis
Andy Lau. Lagu ini bercerita tentang seseorang yang menemukan pencerahan hidup,
ketika dia menyadari kalau hidup bukan bercerita tentang bagaimana dia dapat mengumpulkan
harta sebanyak-banyaknya, atau meraih jabatan setinggi-tingginya. Tetapi hidup
bercerita tentang bagaimana kita membuang ego, membuang kesombongan, dan membuang
takabur.
No comments:
Post a Comment