Disiarkan : 3 Desember 2016
Hua Mu Lan adalah seorang pendekar yang diduga
pernah hidup di masa Dinasti Utara dan
Selatan (Nan Bei Chao; 420 – 589). Sebenarnya tidak ada catatan sejarah yang
secara spesifik menjelaskan keberadaan Hua Mu Lan. Satu-satunya informasi
paling awal yang menceritakan tentang Mu Lan adalah tulisan Sastrawan Guo Mao
Qian (郭茂倩 ) yang menulis naskah Kumpulan Lagu
Lama dan Baru (古今樂錄 –
Gu Cin Lek Lu) yang diterbitkan pada abad ke-5 Sesudah Masehi. Salah satu bab
dari naskah tersebut memuat sebuah cerita berjudul Balada Mu Lan (木蘭辭 – Mu Lan Se) yang menceritakan tentang kisah Hua Mu Lan,
anak perempuan Jenderal yang menggantikan ayahnya yang sakit-sakitan untuk
turun berperang.
Kisah Mu Lan ini baru mulai populer pada abad 15
ketika Sastrawan Xu Wei menulis naskah drama
berjudul Pahlawan Wanita Mu Lan Pergi Bertempur Menggantikan Ayahnya (雌木蘭替父從軍 – Ce Mu Lan Dhi Fu Chong Jin).
Kisah ini dibuat dalam 2 babak dan sering ditampilkan dalam berbagai
kesempatan. Sejak itulah kisah Hua Mu
Lan pun menjadi sangat terkenal dan banyak orang menyamakan kualitas ceritanya
dengan Kisah Cinta Liang San Bo dan Zhu Ing Thay (Liang - Zhu).
Dengan semakin terkenalnya kisah Hua Mu Lan, banyak
ahli sejarah yang kemudian merasa yakin kalau Pendekar Wanita ini memang
benar-benar pernah ada. Karena itulah,
mereka kemudian menelusuri catatan sejarah semua ksatria atau pendekar wanita
yang pernah ada di Tiongkok. Meski sudah mencari, namun mereka akhirnya
mengakui kalau tidak ada pendekar wanita yang kisah hidupnya benar-benar cocok
dengan kisah hidup Hua Mu Lan. Satu-satunya Pendekar Wanita yang memiliki
sedikit kesamaan dengan kisah hidup Hua Mu Lan adalah Ahli Strategi Fu Hao atau
Yang Mulia Hao. Hanya saja, Pendekar Wanita tersebut hidup di masa Dinasti
Shang (商朝
– Shang Chao) yang berkuasa di masa Abad
1600 – 1046 Sebelum Masehi, hampir 2000 tahun sebelum masa Hua Mu Lan pernah
hidup.
Sejak sukses dan terkenal di abad 15, kisah Hua Mu
Lan banyak diadaptasi dalam bentuk novel, drama panggung, film layar lebar,
serial televisi, dan lain-lain.
Di awal abad 20, tepatnya tahun 1917, drama Hua Mu
Lan pertama kali ditampilkan di panggung opera. Kisah berjudul Mulan Bergabung
dengan Tentara (木兰从军 Mulan congjun) ini merupakan drama panggung Opera Beijing
pertama yang mengangkat kisah Hua Mu Lan yang bergabung dengan tentara
menggantikan ayahnya yang sedang sakit. Pemeran Hua Mu Lan kala itu adalah
Artis Opera Beijing Mei Lan Fang. Sejak
memerani karakter Hua Mu Lan, Mei Lan Fang menjadi sangat terkenal sebagai
Aktris Legenda Opera Tiongkok.
Sedangkan adaptasi kisah Hua Mu Lan ke layar lebar pertama
kali dilakukan tahun 1927 dengan dirilisnya film berjudul Hua Mu Lan Joins The
Army (木蘭從軍 – Mu Lan Cong Jin ). Film tersebut
merupakan film bisu yang diproduksi Tian Yi Film Company dan disutradarai Li
Ping Qian.
Untuk serial televisinya, adaptasi pertama Hua Mu Lan
dirilis tahun 1998 dengan judul A Tough
Side of A Lady (Hua Mu Lan) yang diproduksi TVB.
Hingga hari ini sudah ada 9 film layar lebar (termasuk
1 film animasi produksi Walt Disney) dan 5 serial televisi yang mengadapsi
kisah kepahlawanan Hua Mu Lan. Sedangkan kalau drama panggungnya sendiri, sudah
tidak terhitung jumlahnya, mengingat kisah Hua Mu Lan merupakan drama panggung
paling populer dan sangat sering dimainkan sejak awal abad 20 hingga hari ini.
Dari semua adaptasi film dan layar lebar Hua Mu
Lan, ada 1 adaptasi film layar lebar yang cukup menarik yang ingin YANG GUO
angkat hari ini. Film tersebut berjudul LADY GENERAL HUA MU LAN. Film ini
drilis tahun 1964, disutradarai Yueh Feng dan diperani Ivy Ling Po (sebagai Hua
Mu Lan) dan Ciang Hung (sebagai Jendral Li).
KISAH PENDEKAR
Film LADY GENERAL HUA MU LAN mengisahkan tentang
Hua Mu Lan, seorang gadis cantik yang terlahir dari keluarga yang cukup berada.
Meski keluarganya kaya, tetapi Mu Lan bukanlah gadis yang hidup manja. Dia
justru adalah seorang gadis yang sangat mandiri, menyukai bela diri dan memanah.
Satu ketika dia mendengar kabar kabar Kaisar mengumumkan perang terhadap Bangsa
Barbar karena bangsa tersebut berencana untuk menguasai wilayah Tiongkok. Oleh
karena itu, semua pria di setiap wilayah wajib ikut berperang membela negara.
Saat pulang usai berburu, Mu Lan mendapat kabar
kalau Ayahnya menerima Titah Raja untuk ikut berperang. Masalahnya, ayah Mu Lan
sedang sakit dan usianya pun sudah tidak muda lagi. Tetapi karena dulu ayah Mu Lan adalah seorang
Pendekar dan pejuang kerajaan, dia memaksakan diri untuk ikut maju ke medan
perang.
Melihat kondisi ayahnya yang demikian, dan tidak
ada lagi yang bisa menggantikan ayahnya dalam perang tersebut, Mu Lan
mengajukan diri untuk menggantikan ayahnya.
Ayah Mu Lan menghargai perhatian anaknya itu. Hanya
saja Mu Lan masih sangat muda, ceroboh, dan juga dia adalah seorang wanita. Di
zaman dulu, wanita tidak diizinkan untuk berperang atau menjadi tentara karena
pekerjaan menjadi tentara adalah pekerjaan yang sangat berat. Karena hal itulah, maka ayahnya tidak setuju
jika Mu Lan menggantikan ayahnya menjadi tentara.
Malam harinya, Mu Lan dinasihati Adik Perempuannya
bernama Mu Hui kalau sebagai wanita, takdir mereka adalah menjadi istri dan
tinggal di rumah mengurusi keluarga. Karena itu, daripada ikut perang, lebih
baik memikirkan calon suami yang akan mereka nikahi kelak. Mendengar hal itu,
Mu Lan tidak setuju. Baginya, membela Negara adalah hak semua orang, baik pria
maupun wanita. Apalagi Mu Lan adalah anak sulung di keluarganya, sehingga
adalah kewajibannya untuk menjadi tulang punggung keluarga. Karena itu, dia
tetap ingin menjadi tentara, menggantikan ayahnya.
Untuk itu, dia berencana untuk menyamar sebagai
pria dan diam-diam mendaftar sebagai tentara. Dia kemudian meminta adiknya
untuk mencuri tombak dan pakaian perang milik ayahnya. Tapi adiknya takut
mencuri pusaka milik ayahnya tersebut. Dia pun tidak setuju kakaknya menjadi
tentara. Karena itu, dia meminta Mu Lan menceritakan keinginannya ini pada ibu
mereka. Jika Mu Lan tidak mau menceritakan, adiknyalah yang akan menceritakan.
Keesokan harinya, adik Mu Lan meminta Ibunya untuk
mengizinkan Mu Lan pergi berperang karena kondisi ayah mereka yang masih sakit.
Tetapi Ibunya tetap tidak setuju Mu Lan ikut berperang karena pekerjaan itu
adalah pekerjaan pria. Wanita tidak pantas menjadi tentara. Para wanita ditakdirkan
hanya menjadi istri dan mengurus rumah saja.
Pada waktu itu, keluarga adik Ayah Mu Lan datang
berlindung. Bangsa Barbar telah memasuki wilayah Tiongkok dan rumah mereka yang
terletak di perbatasan telah habis dibakar oleh bangsa Barbar. Mendengar berita
itu, hati Ayah Mu Lan langsung panas, dan dia ingin segera maju berperang.
Kemudian datanglah keponakan Ayah Mu Lan bernama
Hua Ming. Dia mengatakan kalau dia mau ikut berperang. Selain itu, dia
memperkenalkan temannya yang seorang pendekar. Temannya tersebut kenal baik
dengan sepak terjang Ayah Mu Lan saat masih muda, sehingga dia ingin menjajal
kemampuan Ayah Mu Lan.
Saat bertemu dengan pendekar itu, Sang Pendekar
mengatakan kalau dia ingin menjajal kemampuan kungfunya dan minta pendapat Ayah
Mu Lan, apakah kemampuan itu cukup untuk berperang melawan Bangsa Barbar.
Pendekar itu pun beradu bela diri dengan Ayah Mu
Lan. Dalam berapa jurus, Pendekar itu nyaris berhasil mengalahkan Ayah Mu Lan,
tetapi karena memiliki pengalaman yang jauh lebih banyak daripada sang
Pendekar, Ayah Mu Lan berhasil mengalahkan sang Pendekar. Saat Ibu Mu Lan
melihat pertarungan itu, dia segera mengenali Pendekar itu sebagai Mu Lan yang
sedang menyamar sebagai pria.
Ketika tahu pendekar itu adalah Mu Lan yang
menyamar, Ayah Mu Lan kaget dan terharu. Dia baru mengetahui kalau Mu Lan
memiliki kemampuan kung fu yang sangat luar biasa. Karena itu, dia memberikan
restu pada Mu Lan untuk ikut berperang karena bisa menjaga diri selama ikut
berperang. Meski demikian, saat
berperang nanti, Mu Lan harus didampingi saudara sepupunya, Hua Ming.
Tapi Ibu Mu Lan masih menguatirkan keselamatan Mu
Lan, karena bagaimana pun juga dia adalah seorang wanita. Selain itu, Kaisar
telah menitahkan bahwa hanya laki-laki saja yang boleh ikut berperang. Ibu Mu
Lan kuatir kalau sampai Kaisar mengetahui Mu Lan ikut berperang, maka keluarga
mereka bisa dihukum Kaisar.
Namun Ayah Mu Lan tetap mendukung keinginan Mu Lan
untuk ikut berperang. Menurutnya, jika seseorang memiliki kemampuan untuk
membela negara, tidak perduli dia adalah pria maupun wanita, orang tersebut
haruslah melakukan kewajibannya dengan sebaik-baiknya. Kalau memang Kaisar
menghendaki hanya pria saja yang boleh berperang, maka dia setuju kalau Mu Lan
menyamar sebagai pria. Jika sampai Kaisar mengetahui dan memberikan hukuman,
Ayah Mu Lan bersedia menanggung risiko tersebut, karena dia bangga punya
anggota keluarga yang punya kemampuan dan mau membela negara.
Akhirnya dengan berat hati, Ibu Mu Lan pun setuju
melepaskan anak sulungnya itu ikut berperang. Dia lalu membuatkan pakaian pria
untuk anaknya tersebut.
Sementara itu, dalam acara pelepasan anaknya menuju
ke medan perang, Ayah Mu Lan memberikan Tombak miliknya. Tombak tersebut telah
digunakannya sejak dia muda dulu saat menjadi pendekar dan membela Tanah Air.
Dia berharap tombak itu dapat menjadi senjata yang melindungi Mu Lan selama di
medan perang. Dan setelah selesai berperang, Ayah Mu Lan meminta Mu Lan membawa
pulang tombak tersebut agar bisa digantung sebagai pusaka Rumah Keluarga Hua.
Mu Lan dan Hua Ming pun berangkat ke Tong Guan
untuk ikut berperang. Sepanjang perjalanan, Mu Lan dan Hua Ming bertemu
orang-orang yang ingin menjadi tentara tetapi tidak punya hati yang tulus untuk
mengabdi pada negara. Ada yang ingin menjadi tentara agar punya jabatan dan
banyak harta. Ada yang ingin jadi tentara agar jadi orang yang dihormati di
desanya. Bahkan ada yang ingin menjadi tentara hanya agar bisa mendapatkan
banyak istri. Mengetahui hal itu, Mu Lan dan Hua Ming pun menjauhi orang-orang
tersebut.
Setibanya di Tong Guan, Mu Lan dan Hua Ming
langsung mendaftar di tempat pendaftaran tentara. Mereka kemudian diarahkan ke
tempat pelatihan tentara. Di tempat pelatihan itu ternyata ada seleksi tentara,
di mana masing-masing calon tentara diharuskan berduel dengan calon yang lain.
Dalam seleksi itu, Mu Lan berhasil menduduki peringkat
teratas Calon Tentara Kerajaan setelah berhasil mengalahkan semua calon
tentara. Hal ini membuat Hua Mu Lan mendapatkan perhatian dari Komandan Perang.
Saat mempersiapkan logistik untuk berperang, mereka
disambut oleh Pemimpin mereka bernama Jendral Li yang kemudian mengajak para
tentara untuk bersulang arak agar semua anggota tentara bisa saling kompak.
Karena Mu Lan tidak bisa minum arak, maka dia menolak ikut bersulang.
Penolakannya tersebut justru membuat para tentara tidak terima dan memaksa Mu
Lan minum. Akibatnya Mu Lan pun mabuk dan identitasnya nyaris diketahui Jendral
Li. Beruntung Hua Ming berhasil mengalihkan perhatian Jendral Li, sehingga
identitas Mu Lan masih terjaga dengan baik.
Setelah sadar dari mabuknya, Mu Lan kemudian
menghadap Jendral Li untuk meminta maaf karena kecerobohannya sehingga mabuk.
Tapi Jendral L i memaafkannya, karena paham kalau Mu Lan belum pernah ke luar
rumah sebelumnya.
Untuk menebus tindakan cerobohnya yang
mabuk-mabukan, Mu Lan meminta izin untuk ikut berjaga malam bersama Jendral Li.
Dan mereka berdua pun bersama-sama berjaga malam.
Cerita pun meloncat 10 tahun kemudian. Setelah
melalui berbagai pertempuran bersama, Mu Lan semakin terkesan dengan sikap
Jendral Li, yang tidak saja ahli dalam perang, tetapi juga perduli kepada
banyak orang, terutama Mu Lan. Mu Lan pun bertanya-tanya, apakah mungkin
Jendral Li sudah tahu jati dirinya. Diam-diam, Mu Lan jatuh hati pada Jendral
Li. Namun karena perang masih panjang, Mu Lan memutuskan untuk membuang
jauh-jauh perasaannya pada Jendral Li dan berfokus pada perang.
Dalam sebuah penyerangan ke markas Musuh, Mu Lan
dan Jendral Li menaruh curiga pada markas tersebut karena sama sekali tidak
dijaga tentara musuh. Terlebih mereka melihat tidak ada pergerakan apapun di
markas musuh tersebut. Melihat hal itu, Mu Lan dan Jendral Li memutuskan untuk
kembali ke markas mereka dan melaporkan apa yang mereka lihat pada Komandan
mereka. Mulan menduga kalau musuh akan menyerang malam ini.
Berdasarkan laporan Mulan dan Jendral Li, maka
mereka pun membuat siasat dengan meninggalkan markas mereka dan bersembunyi di
dalam hutan.
Benar saja dugaan Mulan. Malam harinya, pasukan
musuh datang menyerbu markas mereka. Ketika musuh sudah memasuki kemah, Mulan
dan pasukannya langsung mengepung musuh mereka.
Dengan mudah, mereka berhasl mengalahkan tentara musuh. Mulan pun
berhasil menangkap Pimpinan Pasukan Barbar.
Dalam pertempuran itu, Mulan mengalami luka terkena
panah beracun. Saat rekan-rekannya ingin mengobati, Mulan menolak. Penolakan
Mulan jelas membingungkan mereka, sehingga mereka menganggap Mulan bertingkah
seperti anak-anak. Walah demikian, Mulan tetap bersikukuh tidak ingin diobati.
Tapi setelah diberi pengertian, akhirnya Mulan bersedia diobati.
Atas jasanya memenangkan perang dan mengalahkan
Pasukan Barbar, Komandan Perang berniat membawa Mulan ke Istana untuk bertemu
Kaisar. Tetapi Mulan menolak, dan lebih memilih untuk pulang ke rumah orang
tuanya. Permintaan Mulan pun disetujui oleh Komandan.
Sebelum Mu Lan pulang ke rumah, Komandan mengatakan
kalau dia sangat menyukai Mu Lan dan ingin Mulan menikahi anak perempuannya.
Tentu saja permintaan Komandan ditolak oleh Mu Lan dan dia berpura-pura telah
dijodohkan dengan perempuan lain di kampung halamannya. Karena Mu Lan menolak,
maka Komandan pun menghargai Mulan dan berharap Mulan dapat menjalankan hidup
berumah tangga dengan baik.
Sementara itu, Jendral Li yang mengira Mulan
menerima perjodohan yang ditawarkan Komandan, kemudian mengucapkan selamat
kepada Mulan. Mulan kemudian menceritakan kepada Jendral Li kalau dia menolak
perjodohan yang ditawarkan Komandan. Sebaliknya, tanpa Mulan sadari, dia
mengungkapkan kesukaannya pada Jendral Li dan berharap bisa menikah dengannya.
Tentu saja ungkapan Mulan ini membuat Jendral Li bingung. Dia kemudian
menjelaskan kepada Mulan kalau sangat tidak mungkin pria dapat menikah dengan
pria.
Keesokan harinya, Mulan pun pulang ke kampung
halamannya dengan diiringi doa para teman-teman seperjuangannya. Sebelum pulang,
Mulan berpesan kepada teman-temannya agar setelah perang usai, mereka dapat
mengunjungi Mulan di kampung halamannya.
Cerita pun bergulir beberapa tahun kemudian. Mulan
kini telah menjalani hidupnya kembali sebagai gadis biasa. Satu ketika, desa
tempat Mulan tinggal dihebohkan dengan kedatangan serombongan pasukan kerajaan.
Mereka mencari tempat tinggal Mulan. Setelah bertemu tempat tinggal Mulan,
mereka semua tekejut saat mengetahui kalau Mulan adalah perempuan.
Jendral Li kemudian mengungkapkan kekagetannya dan
sama sekali tidak menyangka kalau Mulan adalah perempuan. Dia kemudian
menyamakan Mulan seperti Zhu Ing Thay yang menyamar sebagai perempuan dan
menjalin cinta dengan Liang San Bo.
Mulan kemudian meledek Jendral Li dan mengatakan
kalau Liang San Bo dan Zhu Ing Thay hanya berteman selama 3 tahun dan mereka
langsung menjalin hubungan asmara. Sedangkan Mulan dan Jendral Li berperang
bersama-sama selama 12 tahun, tetapi Jendral Li baru mengetahui jati diri Mulan
yang sebenarnya hari ini. Menurut Mulan, Jendral Li jauh lebih tidak sensitif
dibandingkan Liang San Bo.
Sebagai informasi untuk Pendengar, Liang San Bo dan
Zhu Ing Thay adalah legenda kisah cinta yang paling populer di Tiongkok. Kisah
cinta mereka akan YANG GUO ulas dalam petualangan KAMPUNG PENDEKAR selanjutnya.
Keesokan harinya, Jendral Li dan pasukannya akan
berangkat berperang kembali. Sebelum berangkat, dia menyatakan isi hatinya pada
Mulan dan berharap Mulan bisa menunggunya sampai tugas perangnya berakhir.
Mulan pun setuju untuk menunggu Jendral Li pulang dan meminangnya. Untuk
mengikat hubungan cinta mereka, Mu Lan memberikan dompet kain pada Jendral Li
sebagai lambang cinta. Sementara itu, Jendral Li memberikan pedang pusaka
miliknya sebagai bukti cintanya pada Mulan.
Cerita Mulan ini pun diakhiri dengan perginya
Jendral Li berperang kembali, sedangkan Mulan dengan setia menanti kepulangan
Jendral Li.
Kisah Hua Mu Lan merupakan salah satu cerita klasik
bangsa Tiongkok yang hingga hari ini masih diminati dan disukai banyak orang.
Hal ini karena cerita Hua Mu Lan mengandung ajaran moral dasar masyarakat
Tiongkok. Beberapa di antaranya :
1. Hormat
Pada Orang Tua :
Ketika
melihat ayahnya yang sakit-sakitan dan tidak mungkin ikut berperang, Mu Lan
memutuskan untuk menggantikan posisi ayahnya. Meski dia seorang wanita, tetapi
dia memberikan baktinya kepada orang tua dan menjadi tentara.
Sebagai anak, sudah
menjadi kewajiban bagi kita untuk selalu memperhatikan orang tua kita. Tidak
ada batasan bahwa menjaga orang tua di masa tua mereka adalah kewajiban anak
sulung atau anak bungsu, anak perempuan atau anak laki-laki. Siapapun kita,
punya kewajiban yang sama untuk merawat orang tua kita sendiri, terutama jika
usianya sudah tidak muda lagi. Bagaimana pun juga, mereka telah berjasa merawat
kita sejak lahir.
2. Cinta
Tanah Air :
Tema Cinta
Tanah Air merupakan tema patriotisme yang mungkin Pendengar sering temukan
dalam film-film Tiongkok. Ya, Sineas Tiongkok merasa perlu mengangkat tema
tersebut untuk mengingatkan para penonton mereka agar selalu perduli pada
bangsa dan negara, serta rela berjuang mempertahankan negara dari serangan
musuh.
Film Lady General Hua
Mu Lan menggambarkan semangat Cinta Tanah Air Hua Mu Lan di mana dia ikut
terjun langsung ke medan perang membela negaranya. Apa yang digambarkan film ini mengandung
makna bahwa semangat cinta Tanah Air dan Bela Negara tidak hanya milik pria
saja. Wanita pun punya hak dan kewajiban yang sama dalam membela negara.
FAKTA PENDEKAR :
1. Meski
kisah legenda Hua Mu Lan sudah dikenal masyarakat Tiongkok sejak berabad-abad
silam, namun karakter ini baru dikenal masyarakat Barat tahun 1998, yaitu
ketika Walt Disney merilis film animasi berjudul Mulan. Film animasi
drama-musikal itu mengisahkan tentang seorang gadis bernama Hua Mu Lan yang
menggantikan ayahnya untuk turun ke medan perang.
Alur cerita
film animasi Mulan sebenarnya mengadaptasi dari film hitam-putih Tiongkok
berjudul Mulan Joins The Army yang dirilis tahun 1939.
Sebelum film
animasi Mulan dirilis, Walt Disney sebenarnya barusan mengalami kerugian yang
cukup banyak saat merilis film animasi Hercules dan The Hunchback of Notre
Dame. Akibat kerugian itu, Walt Disney sangat berhati-hati saat merilis Mulan,
sehingga promosi Mulan tidak segencar seperti ketika Walt Disney mempromosikan
film-film sebelumnya. Meski demikian, di luar dugaan, Mulan meraih keuntungan
yang luar biasa. Dibuat dengan biaya US$ 90 juta, Mulan akhirnya berhasil
meraih keuntungan finansial sebesar US$ 304.3 juta dan menjadi film animasi
Walt Disney paling sukses di masa itu.
Meski sukses saat
ditayangkan di dunia, film ini justru kurang sukses saat ditayangkan di
Tiongkok. Hal ini terjadi karena film Mulan baru tayang setahun setelah film
tersebut ditayangkan di bioskop luar negeri. Akibatnya, sebelum film itu
beredar, VCD dan DVD bajakan Mulan sudah beredar luas di Tiongkok. Selain itu,
masyarakat Tiongkok juga mengkritik alur cerita film animasi Mulan yang dinilai
sangat berbeda jauh dengan kisah Mulan yang dikenal masyarakat Tiongkok.
2. Pada
tahun 2009, Sutradara Jingle Ma merilis sebuah film layar lebar berjudul Mulan
: Rise of A Warrior (dikenal juga dengan judul Mulan : Legendary Warrior). Film
yang diperani Zhao Wei, Chen Kun, Hu Jun, Jaycee Chan, dan Nicky Lee ini
mengisahkan cerita Hua Mu Lan yang terbilang sangat berbeda dengan kisah Mu Lan
yang dikenal banyak orang, dan merupakan adaptasi baru dari legenda Hua Mu Lan.
Film tersebut
mengisahkan tentang Hua Mu Lan yang berperang melawan Suku Rouran yang berniat
menguasai Tiongkok. Di tengah pertempuran, salah seorang rekannya bernama
Wentai mengetahui jati diri Mu Lan. Tetapi dia menutupi identitas Mu Lan
sebenarnya. Keduanya bertempur dan akhirnya berhasil memukul mundur Suku
Rouran. Meski sudah menang dalam perang, tetapi Mu Lan lebih memilih menjadi
tentara dan membela negaranya, daripada memilih cinta dan menikah dengan
Wentai. Kisah film ini berakhir dengan perpisahan antara Mu Lan dan Wentai.
Film ini
selain sukses secara finansial juga meraih banyak penghargaan. Beberapa
penghargaan yang diraihnya antara lain Best Actress dalam Chanchun Film
Festival, Hundrel Flowers Awards, dan Shangai Film Critics Awards, serta Best
Picture di ajang Hundred Flowers Awards.
Theme song film ini
berjudul “Mu Lan Qing” (木蘭情 ) juga
meraih penghargaan yaitu Best Original Song di ajang Hong Kong Film Awards.
Lagu tersebut diciptakan oleh Lee Shi Siong dan lirik dibuat oleh Kevin Yee. Sedangkan
artis Stefanie Sun dipercaya untuk menyanyikan lagu tersebut. Lagu tersebut mengisahkan tentang kisah cinta
Mu Lan yang tidak kesampaian karena dia lebih memilih membela Tanah Airnya
daripada kekasih yang dicintainya.
No comments:
Post a Comment