Monday, 6 February 2017

Lady General Hua Mu Lan (1964) - 花木蘭



Disiarkan : 3 Desember 2016



Hua Mu Lan adalah seorang pendekar yang diduga pernah hidup di masa Dinasti  Utara dan Selatan (Nan Bei Chao; 420 – 589). Sebenarnya tidak ada catatan sejarah yang secara spesifik menjelaskan keberadaan Hua Mu Lan. Satu-satunya informasi paling awal yang menceritakan tentang Mu Lan adalah tulisan Sastrawan Guo Mao Qian (郭茂 ) yang menulis naskah Kumpulan Lagu Lama dan Baru (古今樂 – Gu Cin Lek Lu) yang diterbitkan pada abad ke-5 Sesudah Masehi. Salah satu bab dari naskah tersebut memuat sebuah cerita berjudul Balada Mu Lan (木蘭辭 – Mu Lan Se) yang menceritakan tentang kisah Hua Mu Lan, anak perempuan Jenderal yang menggantikan ayahnya yang sakit-sakitan untuk turun berperang.

Kisah Mu Lan ini baru mulai populer pada abad 15 ketika Sastrawan Xu Wei menulis naskah drama  berjudul Pahlawan Wanita Mu Lan Pergi Bertempur Menggantikan Ayahnya (雌木蘭替父從Ce Mu Lan Dhi Fu Chong Jin). Kisah ini dibuat dalam 2 babak dan sering ditampilkan dalam berbagai kesempatan.  Sejak itulah kisah Hua Mu Lan pun menjadi sangat terkenal dan banyak orang menyamakan kualitas ceritanya dengan Kisah Cinta Liang San Bo dan Zhu Ing Thay (Liang - Zhu).

Dengan semakin terkenalnya kisah Hua Mu Lan, banyak ahli sejarah yang kemudian merasa yakin kalau Pendekar Wanita ini memang benar-benar pernah ada.  Karena itulah, mereka kemudian menelusuri catatan sejarah semua ksatria atau pendekar wanita yang pernah ada di Tiongkok. Meski sudah mencari, namun mereka akhirnya mengakui kalau tidak ada pendekar wanita yang kisah hidupnya benar-benar cocok dengan kisah hidup Hua Mu Lan. Satu-satunya Pendekar Wanita yang memiliki sedikit kesamaan dengan kisah hidup Hua Mu Lan adalah Ahli Strategi Fu Hao atau Yang Mulia Hao. Hanya saja, Pendekar Wanita tersebut hidup di masa Dinasti Shang ( – Shang Chao)  yang berkuasa di masa Abad 1600 – 1046 Sebelum Masehi, hampir 2000 tahun sebelum masa Hua Mu Lan pernah hidup.

Sejak sukses dan terkenal di abad 15, kisah Hua Mu Lan banyak diadaptasi dalam bentuk novel, drama panggung, film layar lebar, serial televisi, dan lain-lain.

Di awal abad 20, tepatnya tahun 1917, drama Hua Mu Lan pertama kali ditampilkan di panggung opera. Kisah berjudul Mulan Bergabung dengan Tentara ( Mulan congjun) ini merupakan drama panggung Opera Beijing pertama yang mengangkat kisah Hua Mu Lan yang bergabung dengan tentara menggantikan ayahnya yang sedang sakit. Pemeran Hua Mu Lan kala itu adalah Artis Opera Beijing Mei Lan Fang.  Sejak memerani karakter Hua Mu Lan, Mei Lan Fang menjadi sangat terkenal sebagai Aktris Legenda Opera Tiongkok.

Sedangkan adaptasi kisah Hua Mu Lan ke layar lebar pertama kali dilakukan tahun 1927 dengan dirilisnya film berjudul Hua Mu Lan Joins The Army (木蘭從 – Mu Lan Cong Jin ). Film tersebut merupakan film bisu yang diproduksi Tian Yi Film Company dan disutradarai Li Ping Qian.
Untuk serial televisinya, adaptasi pertama Hua Mu Lan dirilis tahun 1998 dengan judul  A Tough Side of A Lady (Hua Mu Lan) yang diproduksi TVB. 
Hingga hari ini sudah ada 9 film layar lebar (termasuk 1 film animasi produksi Walt Disney) dan 5 serial televisi yang mengadapsi kisah kepahlawanan Hua Mu Lan. Sedangkan kalau drama panggungnya sendiri, sudah tidak terhitung jumlahnya, mengingat kisah Hua Mu Lan merupakan drama panggung paling populer dan sangat sering dimainkan sejak awal abad 20 hingga hari ini.

Dari semua adaptasi film dan layar lebar Hua Mu Lan, ada 1 adaptasi film layar lebar yang cukup menarik yang ingin YANG GUO angkat hari ini. Film tersebut berjudul LADY GENERAL HUA MU LAN. Film ini drilis tahun 1964, disutradarai Yueh Feng dan diperani Ivy Ling Po (sebagai Hua Mu Lan) dan Ciang Hung (sebagai Jendral Li).


KISAH PENDEKAR
Film LADY GENERAL HUA MU LAN mengisahkan tentang Hua Mu Lan, seorang gadis cantik yang terlahir dari keluarga yang cukup berada. Meski keluarganya kaya, tetapi Mu Lan bukanlah gadis yang hidup manja. Dia justru adalah seorang gadis yang sangat mandiri, menyukai bela diri dan memanah. Satu ketika dia mendengar kabar kabar Kaisar mengumumkan perang terhadap Bangsa Barbar karena bangsa tersebut berencana untuk menguasai wilayah Tiongkok. Oleh karena itu, semua pria di setiap wilayah wajib ikut berperang membela negara.  

Saat pulang usai berburu, Mu Lan mendapat kabar kalau Ayahnya menerima Titah Raja untuk ikut berperang. Masalahnya, ayah Mu Lan sedang sakit dan usianya pun sudah tidak muda lagi.  Tetapi karena dulu ayah Mu Lan adalah seorang Pendekar dan pejuang kerajaan, dia memaksakan diri untuk ikut maju ke medan perang.  

Melihat kondisi ayahnya yang demikian, dan tidak ada lagi yang bisa menggantikan ayahnya dalam perang tersebut, Mu Lan mengajukan diri untuk menggantikan ayahnya.  

Ayah Mu Lan menghargai perhatian anaknya itu. Hanya saja Mu Lan masih sangat muda, ceroboh, dan juga dia adalah seorang wanita. Di zaman dulu, wanita tidak diizinkan untuk berperang atau menjadi tentara karena pekerjaan menjadi tentara adalah pekerjaan yang sangat berat.  Karena hal itulah, maka ayahnya tidak setuju jika Mu Lan menggantikan ayahnya menjadi tentara.

Malam harinya, Mu Lan dinasihati Adik Perempuannya bernama Mu Hui kalau sebagai wanita, takdir mereka adalah menjadi istri dan tinggal di rumah mengurusi keluarga. Karena itu, daripada ikut perang, lebih baik memikirkan calon suami yang akan mereka nikahi kelak. Mendengar hal itu, Mu Lan tidak setuju. Baginya, membela Negara adalah hak semua orang, baik pria maupun wanita. Apalagi Mu Lan adalah anak sulung di keluarganya, sehingga adalah kewajibannya untuk menjadi tulang punggung keluarga. Karena itu, dia tetap ingin menjadi tentara, menggantikan ayahnya.

Untuk itu, dia berencana untuk menyamar sebagai pria dan diam-diam mendaftar sebagai tentara. Dia kemudian meminta adiknya untuk mencuri tombak dan pakaian perang milik ayahnya. Tapi adiknya takut mencuri pusaka milik ayahnya tersebut. Dia pun tidak setuju kakaknya menjadi tentara. Karena itu, dia meminta Mu Lan menceritakan keinginannya ini pada ibu mereka. Jika Mu Lan tidak mau menceritakan, adiknyalah yang akan menceritakan.

Keesokan harinya, adik Mu Lan meminta Ibunya untuk mengizinkan Mu Lan pergi berperang karena kondisi ayah mereka yang masih sakit. Tetapi Ibunya tetap tidak setuju Mu Lan ikut berperang karena pekerjaan itu adalah pekerjaan pria. Wanita tidak pantas menjadi tentara. Para wanita ditakdirkan hanya menjadi istri dan mengurus rumah saja.

Pada waktu itu, keluarga adik Ayah Mu Lan datang berlindung. Bangsa Barbar telah memasuki wilayah Tiongkok dan rumah mereka yang terletak di perbatasan telah habis dibakar oleh bangsa Barbar. Mendengar berita itu, hati Ayah Mu Lan langsung panas, dan dia ingin segera maju berperang.

Kemudian datanglah keponakan Ayah Mu Lan bernama Hua Ming. Dia mengatakan kalau dia mau ikut berperang. Selain itu, dia memperkenalkan temannya yang seorang pendekar. Temannya tersebut kenal baik dengan sepak terjang Ayah Mu Lan saat masih muda, sehingga dia ingin menjajal kemampuan Ayah Mu Lan.

Saat bertemu dengan pendekar itu, Sang Pendekar mengatakan kalau dia ingin menjajal kemampuan kungfunya dan minta pendapat Ayah Mu Lan, apakah kemampuan itu cukup untuk berperang melawan Bangsa Barbar.

Pendekar itu pun beradu bela diri dengan Ayah Mu Lan. Dalam berapa jurus, Pendekar itu nyaris berhasil mengalahkan Ayah Mu Lan, tetapi karena memiliki pengalaman yang jauh lebih banyak daripada sang Pendekar, Ayah Mu Lan berhasil mengalahkan sang Pendekar. Saat Ibu Mu Lan melihat pertarungan itu, dia segera mengenali Pendekar itu sebagai Mu Lan yang sedang menyamar sebagai pria.

Ketika tahu pendekar itu adalah Mu Lan yang menyamar, Ayah Mu Lan kaget dan terharu. Dia baru mengetahui kalau Mu Lan memiliki kemampuan kung fu yang sangat luar biasa. Karena itu, dia memberikan restu pada Mu Lan untuk ikut berperang karena bisa menjaga diri selama ikut berperang.  Meski demikian, saat berperang nanti, Mu Lan harus didampingi saudara sepupunya, Hua Ming.

Tapi Ibu Mu Lan masih menguatirkan keselamatan Mu Lan, karena bagaimana pun juga dia adalah seorang wanita. Selain itu, Kaisar telah menitahkan bahwa hanya laki-laki saja yang boleh ikut berperang. Ibu Mu Lan kuatir kalau sampai Kaisar mengetahui Mu Lan ikut berperang, maka keluarga mereka bisa dihukum Kaisar.

Namun Ayah Mu Lan tetap mendukung keinginan Mu Lan untuk ikut berperang. Menurutnya, jika seseorang memiliki kemampuan untuk membela negara, tidak perduli dia adalah pria maupun wanita, orang tersebut haruslah melakukan kewajibannya dengan sebaik-baiknya. Kalau memang Kaisar menghendaki hanya pria saja yang boleh berperang, maka dia setuju kalau Mu Lan menyamar sebagai pria. Jika sampai Kaisar mengetahui dan memberikan hukuman, Ayah Mu Lan bersedia menanggung risiko tersebut, karena dia bangga punya anggota keluarga yang punya kemampuan dan mau membela negara.

Akhirnya dengan berat hati, Ibu Mu Lan pun setuju melepaskan anak sulungnya itu ikut berperang. Dia lalu membuatkan pakaian pria untuk anaknya tersebut.

Sementara itu, dalam acara pelepasan anaknya menuju ke medan perang, Ayah Mu Lan memberikan Tombak miliknya. Tombak tersebut telah digunakannya sejak dia muda dulu saat menjadi pendekar dan membela Tanah Air. Dia berharap tombak itu dapat menjadi senjata yang melindungi Mu Lan selama di medan perang. Dan setelah selesai berperang, Ayah Mu Lan meminta Mu Lan membawa pulang tombak tersebut agar bisa digantung sebagai pusaka Rumah Keluarga Hua.

Mu Lan dan Hua Ming pun berangkat ke Tong Guan untuk ikut berperang. Sepanjang perjalanan, Mu Lan dan Hua Ming bertemu orang-orang yang ingin menjadi tentara tetapi tidak punya hati yang tulus untuk mengabdi pada negara. Ada yang ingin menjadi tentara agar punya jabatan dan banyak harta. Ada yang ingin jadi tentara agar jadi orang yang dihormati di desanya. Bahkan ada yang ingin menjadi tentara hanya agar bisa mendapatkan banyak istri. Mengetahui hal itu, Mu Lan dan Hua Ming pun menjauhi orang-orang tersebut.

Setibanya di Tong Guan, Mu Lan dan Hua Ming langsung mendaftar di tempat pendaftaran tentara. Mereka kemudian diarahkan ke tempat pelatihan tentara. Di tempat pelatihan itu ternyata ada seleksi tentara, di mana masing-masing calon tentara diharuskan berduel dengan calon yang lain.

Dalam seleksi itu, Mu Lan berhasil menduduki peringkat teratas Calon Tentara Kerajaan setelah berhasil mengalahkan semua calon tentara. Hal ini membuat Hua Mu Lan mendapatkan perhatian dari Komandan Perang.

Saat mempersiapkan logistik untuk berperang, mereka disambut oleh Pemimpin mereka bernama Jendral Li yang kemudian mengajak para tentara untuk bersulang arak agar semua anggota tentara bisa saling kompak. Karena Mu Lan tidak bisa minum arak, maka dia menolak ikut bersulang. Penolakannya tersebut justru membuat para tentara tidak terima dan memaksa Mu Lan minum. Akibatnya Mu Lan pun mabuk dan identitasnya nyaris diketahui Jendral Li. Beruntung Hua Ming berhasil mengalihkan perhatian Jendral Li, sehingga identitas Mu Lan masih terjaga dengan baik.

Setelah sadar dari mabuknya, Mu Lan kemudian menghadap Jendral Li untuk meminta maaf karena kecerobohannya sehingga mabuk. Tapi Jendral L i memaafkannya, karena paham kalau Mu Lan belum pernah ke luar rumah sebelumnya.

Untuk menebus tindakan cerobohnya yang mabuk-mabukan, Mu Lan meminta izin untuk ikut berjaga malam bersama Jendral Li. Dan mereka berdua pun bersama-sama berjaga malam.

Cerita pun meloncat 10 tahun kemudian. Setelah melalui berbagai pertempuran bersama, Mu Lan semakin terkesan dengan sikap Jendral Li, yang tidak saja ahli dalam perang, tetapi juga perduli kepada banyak orang, terutama Mu Lan. Mu Lan pun bertanya-tanya, apakah mungkin Jendral Li sudah tahu jati dirinya. Diam-diam, Mu Lan jatuh hati pada Jendral Li. Namun karena perang masih panjang, Mu Lan memutuskan untuk membuang jauh-jauh perasaannya pada Jendral Li dan berfokus pada perang.

Dalam sebuah penyerangan ke markas Musuh, Mu Lan dan Jendral Li menaruh curiga pada markas tersebut karena sama sekali tidak dijaga tentara musuh. Terlebih mereka melihat tidak ada pergerakan apapun di markas musuh tersebut. Melihat hal itu, Mu Lan dan Jendral Li memutuskan untuk kembali ke markas mereka dan melaporkan apa yang mereka lihat pada Komandan mereka. Mulan menduga kalau musuh akan menyerang malam ini.

Berdasarkan laporan Mulan dan Jendral Li, maka mereka pun membuat siasat dengan meninggalkan markas mereka dan bersembunyi di dalam hutan.

Benar saja dugaan Mulan. Malam harinya, pasukan musuh datang menyerbu markas mereka. Ketika musuh sudah memasuki kemah, Mulan dan pasukannya langsung mengepung musuh mereka.  Dengan mudah, mereka berhasl mengalahkan tentara musuh. Mulan pun berhasil menangkap Pimpinan Pasukan Barbar.

Dalam pertempuran itu, Mulan mengalami luka terkena panah beracun. Saat rekan-rekannya ingin mengobati, Mulan menolak. Penolakan Mulan jelas membingungkan mereka, sehingga mereka menganggap Mulan bertingkah seperti anak-anak. Walah demikian, Mulan tetap bersikukuh tidak ingin diobati. Tapi setelah diberi pengertian, akhirnya Mulan bersedia diobati.

Atas jasanya memenangkan perang dan mengalahkan Pasukan Barbar, Komandan Perang berniat membawa Mulan ke Istana untuk bertemu Kaisar. Tetapi Mulan menolak, dan lebih memilih untuk pulang ke rumah orang tuanya. Permintaan Mulan pun disetujui oleh Komandan.

Sebelum Mu Lan pulang ke rumah, Komandan mengatakan kalau dia sangat menyukai Mu Lan dan ingin Mulan menikahi anak perempuannya. Tentu saja permintaan Komandan ditolak oleh Mu Lan dan dia berpura-pura telah dijodohkan dengan perempuan lain di kampung halamannya. Karena Mu Lan menolak, maka Komandan pun menghargai Mulan dan berharap Mulan dapat menjalankan hidup berumah tangga dengan baik.

Sementara itu, Jendral Li yang mengira Mulan menerima perjodohan yang ditawarkan Komandan, kemudian mengucapkan selamat kepada Mulan. Mulan kemudian menceritakan kepada Jendral Li kalau dia menolak perjodohan yang ditawarkan Komandan. Sebaliknya, tanpa Mulan sadari, dia mengungkapkan kesukaannya pada Jendral Li dan berharap bisa menikah dengannya. Tentu saja ungkapan Mulan ini membuat Jendral Li bingung. Dia kemudian menjelaskan kepada Mulan kalau sangat tidak mungkin pria dapat menikah dengan pria.

Keesokan harinya, Mulan pun pulang ke kampung halamannya dengan diiringi doa para teman-teman seperjuangannya. Sebelum pulang, Mulan berpesan kepada teman-temannya agar setelah perang usai, mereka dapat mengunjungi Mulan di kampung halamannya.

Cerita pun bergulir beberapa tahun kemudian. Mulan kini telah menjalani hidupnya kembali sebagai gadis biasa. Satu ketika, desa tempat Mulan tinggal dihebohkan dengan kedatangan serombongan pasukan kerajaan. Mereka mencari tempat tinggal Mulan. Setelah bertemu tempat tinggal Mulan, mereka semua tekejut saat mengetahui kalau Mulan adalah perempuan.

Jendral Li kemudian mengungkapkan kekagetannya dan sama sekali tidak menyangka kalau Mulan adalah perempuan. Dia kemudian menyamakan Mulan seperti Zhu Ing Thay yang menyamar sebagai perempuan dan menjalin cinta dengan Liang San Bo.

Mulan kemudian meledek Jendral Li dan mengatakan kalau Liang San Bo dan Zhu Ing Thay hanya berteman selama 3 tahun dan mereka langsung menjalin hubungan asmara. Sedangkan Mulan dan Jendral Li berperang bersama-sama selama 12 tahun, tetapi Jendral Li baru mengetahui jati diri Mulan yang sebenarnya hari ini. Menurut Mulan, Jendral Li jauh lebih tidak sensitif dibandingkan Liang San Bo.

Sebagai informasi untuk Pendengar, Liang San Bo dan Zhu Ing Thay adalah legenda kisah cinta yang paling populer di Tiongkok. Kisah cinta mereka akan YANG GUO ulas dalam petualangan KAMPUNG PENDEKAR selanjutnya.

Keesokan harinya, Jendral Li dan pasukannya akan berangkat berperang kembali. Sebelum berangkat, dia menyatakan isi hatinya pada Mulan dan berharap Mulan bisa menunggunya sampai tugas perangnya berakhir. Mulan pun setuju untuk menunggu Jendral Li pulang dan meminangnya. Untuk mengikat hubungan cinta mereka, Mu Lan memberikan dompet kain pada Jendral Li sebagai lambang cinta. Sementara itu, Jendral Li memberikan pedang pusaka miliknya sebagai bukti cintanya pada Mulan.

Cerita Mulan ini pun diakhiri dengan perginya Jendral Li berperang kembali, sedangkan Mulan dengan setia menanti kepulangan Jendral Li.

Kisah Hua Mu Lan merupakan salah satu cerita klasik bangsa Tiongkok yang hingga hari ini masih diminati dan disukai banyak orang. Hal ini karena cerita Hua Mu Lan mengandung ajaran moral dasar masyarakat Tiongkok. Beberapa di antaranya :

1.       Hormat Pada Orang Tua :
Ketika melihat ayahnya yang sakit-sakitan dan tidak mungkin ikut berperang, Mu Lan memutuskan untuk menggantikan posisi ayahnya. Meski dia seorang wanita, tetapi dia memberikan baktinya kepada orang tua dan menjadi tentara.

Sebagai anak, sudah menjadi kewajiban bagi kita untuk selalu memperhatikan orang tua kita. Tidak ada batasan bahwa menjaga orang tua di masa tua mereka adalah kewajiban anak sulung atau anak bungsu, anak perempuan atau anak laki-laki. Siapapun kita, punya kewajiban yang sama untuk merawat orang tua kita sendiri, terutama jika usianya sudah tidak muda lagi. Bagaimana pun juga, mereka telah berjasa merawat kita sejak lahir.

2.       Cinta Tanah Air :
Tema Cinta Tanah Air merupakan tema patriotisme yang mungkin Pendengar sering temukan dalam film-film Tiongkok. Ya, Sineas Tiongkok merasa perlu mengangkat tema tersebut untuk mengingatkan para penonton mereka agar selalu perduli pada bangsa dan negara, serta rela berjuang mempertahankan negara dari serangan musuh.

Film Lady General Hua Mu Lan menggambarkan semangat Cinta Tanah Air Hua Mu Lan di mana dia ikut terjun langsung ke medan perang membela negaranya.  Apa yang digambarkan film ini mengandung makna bahwa semangat cinta Tanah Air dan Bela Negara tidak hanya milik pria saja. Wanita pun punya hak dan kewajiban yang sama dalam membela negara.


FAKTA PENDEKAR :
1.       Meski kisah legenda Hua Mu Lan sudah dikenal masyarakat Tiongkok sejak berabad-abad silam, namun karakter ini baru dikenal masyarakat Barat tahun 1998, yaitu ketika Walt Disney merilis film animasi berjudul Mulan. Film animasi drama-musikal itu mengisahkan tentang seorang gadis bernama Hua Mu Lan yang menggantikan ayahnya untuk turun ke medan perang.

Alur cerita film animasi Mulan sebenarnya mengadaptasi dari film hitam-putih Tiongkok berjudul Mulan Joins The Army yang dirilis tahun 1939.

Sebelum film animasi Mulan dirilis, Walt Disney sebenarnya barusan mengalami kerugian yang cukup banyak saat merilis film animasi Hercules dan The Hunchback of Notre Dame. Akibat kerugian itu, Walt Disney sangat berhati-hati saat merilis Mulan, sehingga promosi Mulan tidak segencar seperti ketika Walt Disney mempromosikan film-film sebelumnya. Meski demikian, di luar dugaan, Mulan meraih keuntungan yang luar biasa. Dibuat dengan biaya US$ 90 juta, Mulan akhirnya berhasil meraih keuntungan finansial sebesar US$ 304.3 juta dan menjadi film animasi Walt Disney paling sukses di masa itu.

Meski sukses saat ditayangkan di dunia, film ini justru kurang sukses saat ditayangkan di Tiongkok. Hal ini terjadi karena film Mulan baru tayang setahun setelah film tersebut ditayangkan di bioskop luar negeri. Akibatnya, sebelum film itu beredar, VCD dan DVD bajakan Mulan sudah beredar luas di Tiongkok. Selain itu, masyarakat Tiongkok juga mengkritik alur cerita film animasi Mulan yang dinilai sangat berbeda jauh dengan kisah Mulan yang dikenal masyarakat Tiongkok.


2.       Pada tahun 2009, Sutradara Jingle Ma merilis sebuah film layar lebar berjudul Mulan : Rise of A Warrior (dikenal juga dengan judul Mulan : Legendary Warrior). Film yang diperani Zhao Wei, Chen Kun, Hu Jun, Jaycee Chan, dan Nicky Lee ini mengisahkan cerita Hua Mu Lan yang terbilang sangat berbeda dengan kisah Mu Lan yang dikenal banyak orang, dan merupakan adaptasi baru dari legenda Hua Mu Lan.

Film tersebut mengisahkan tentang Hua Mu Lan yang berperang melawan Suku Rouran yang berniat menguasai Tiongkok. Di tengah pertempuran, salah seorang rekannya bernama Wentai mengetahui jati diri Mu Lan. Tetapi dia menutupi identitas Mu Lan sebenarnya. Keduanya bertempur dan akhirnya berhasil memukul mundur Suku Rouran. Meski sudah menang dalam perang, tetapi Mu Lan lebih memilih menjadi tentara dan membela negaranya, daripada memilih cinta dan menikah dengan Wentai. Kisah film ini berakhir dengan perpisahan antara Mu Lan dan Wentai.

Film ini selain sukses secara finansial juga meraih banyak penghargaan. Beberapa penghargaan yang diraihnya antara lain Best Actress dalam Chanchun Film Festival, Hundrel Flowers Awards, dan Shangai Film Critics Awards, serta Best Picture di ajang Hundred Flowers Awards. 

Theme song film ini berjudul “Mu Lan Qing” (木蘭 ) juga meraih penghargaan yaitu Best Original Song di ajang Hong Kong Film Awards. Lagu tersebut diciptakan oleh Lee Shi Siong dan lirik dibuat oleh Kevin Yee. Sedangkan artis Stefanie Sun dipercaya untuk menyanyikan lagu tersebut.  Lagu tersebut mengisahkan tentang kisah cinta Mu Lan yang tidak kesampaian karena dia lebih memilih membela Tanah Airnya daripada kekasih yang dicintainya.

No comments:

Post a Comment