Monday, 18 February 2019

The Kingdom and the Beauty (江山美人, 1959)


Bicara tentang film bergenre opera Huang Mei, kita ga bisa mengacuhkan film legendaris The Kingdom and the Beauty (江山美人 - Jiang Shan Mei Ren). Film drama-musikal produksi Shaw Brothers dan garapan sutradara Li Han Hsiang ini merupakan film klasik yang banyak disukai para penonton di era 1960-an.

Film ini sempat terdaftar sebagai salah satu film asing calon peraih penghargaan Oscar di Ajang Academy Award tahun 1960, meski akhirnya tidak terpilih menjadi kandidat.

Pada tahun 2005 silam, film ini masuk dalam urutan ke-47 daftar "Best 100 Chinese Motion Pictures" yang dirilis oleh Hong Kong Film Awards. Film ini pun memenangi Best Picture di ajang Asia-Pacific Film Festival. Berkat film ini pula, nama Sutradara Li Han Hsiang dikenal sebagai Sutradara Spesialis Film Bergenre Opera Huang Mei.Genre ini sendiri menjadi salah satu genre film Hong Kong yang cukup populer di era 1960an.

Film The Kingdom and the Beauty sendiri sebenarnya merupakan cerita yang cukup kontroversial karena mengangkat tema kisah cinta Kaisar dengan rakyat jelata, yang kala itu sangat tidak umum di masyarakat Asia. Maklum, di masa ini strata sosial masih menjadi persoalan bagi masyarakat modern di kawasan Asia Tenggara (termasuk di Indonesia). Jadi mengangkat tema demikian, jelas merupakan tantangan tersendiri karena akan sangat sulit untuk diterima. Namun untungnya film ini mendapat sambutan yang sangat positif dari penonton, dan kini menjadi legenda.

The Kingdom and the Beauty mengisahkan Kaisar Muda Chu Te Cheng (Chao Lei) adalah Kaisar yang baru mendapat mandat untuk memegang tampuk kerajaan. Namun mengurusi pemerintahan terasa sangat melelahkan dan menjadi rutinitas yang sangat membosankan. Satu ketika, Kaisar Chu mendengar cerita dari Gurunya tentang keindahan Kota Jiang Nan. Cerita itu mendorong Kaisar Chu untuk melakukan perjalanan ke kota itu sendirian dengan menyamar sebagai rakyat jelata.

Saat tiba di Kota Jiang Nan, Kaisar Chu berjumpa dengan seorang gadis cantik bernama Ta Feng (Linda Lin Dai) di Parade Putri Langit. Kecantikan Ta Feng membuat Kaisar Chu jatuh hati. Setali-tiga uang, ternyata Ta Feng pun memendam rasa cinta yang mendalam pada Kaisar Chu. Jainan cinta itu membuat Kaisar Chu memutuskan untuk tinggal di Kota Jiang Nan dan melepaskan kebangsawanannya.

Sayang, kisah cinta mereka harus terbentur norma masyarakat masa itu, di mana Kaisar tidak bisa menjalin hubungan asmara dengan rakyat jelata. Bahkan ketika Keluarga Kaisar Chu tahu kalau Kaisar telah berhubungan terlalu jauh dengan Ta Feng, mereka mengambil tindakan dengan memaksa Kaisar Chu pulang ke kerajaan dan melupakan Ta Feng.

Ketika harus memilih, apa yang akan dipilih Kaisar Chu : Kursi Kerajaan atau cinta?

The Kingdom and the Beauty merupakan film pertama yang mengangkat tema cinta beda strata sosial dan ekonomi, yang kemudian menjadi tren dan diikuti oleh film-film lain hingga hari ini. Tema ini merupakan "cibiran" bagi masyarakat Tiongkok di masa lalu (juga di masa kini) yang sering memandang orang berdasarkan strata sosial (orang kaya hanya ingin bergaul dengan orang kaya). Akibatnya terjadi jurang pemisah antara Si Kaya dan Si Miskin.

Lewat film ini, kita diingatkan kembali bahwa pada dasarnya semua manusia sederajat. Kekayaan hanyalah titipan Tuhan. Hendaklah yang kaya membantu yang miskin, dan yang miskin mendukung yang kaya.



DO YOU KNOW?
Tahun 2008 silam ada film berjudul And Empress and the Warrior (江山美人) yang disutradarai Cheng Siu Tung, dengan diperani Kelly Chen, Donnie Yen, dan Leon Lai.

Meski judul Mandarinnya sama, tetapi alur cerita film ini sama sekali berbeda jauh dengan film The Kingdom and the Beauty. Film ini mengisahkan tentang perang yang terjadi antara Kerajaan Zhao dan Kerajaan Yan, di mana Kaisar Kerajaan Yan baru mangkat, sehingga anak perempuannya - Putri Yan Fei Er (Kelly Chen) - diangkat sebagai pengganti sang Kaisar. Untuk melawan Kerajaan Zhao, Putri Fei Er kemudian mengangkat Jendral Mu Rong Xue Hu (Donnie Yen) untuk membantunya.

Rupanya diam-diam keponakan Kaisar - Pangeran Yan Hu Ba (Guo Xiao Dong) - berencana menguasai kerajaan, sehingga membuat konspirasi untuk membunuh Putri Fei Er.

Meski film eksyen berudurasi 99 menit ini dipenuhi aksi perang dan pertarungan yang cukup menarik, tetapi - sekali lagi - film ini sama sekali tidak ada kaitannya dengan cerita The Kingdom and the Beauty.